Artikel ini telah dimuat di media cetak Koran Suara Merdeka rubrik kampus Sabtu 15
Mei 2010.
Oleh: Abdul Aziz MMM
Pengembangan kewiraswastaan adalah kunci kemajuan bangsa. Mengapa? Itulah cara mengurangi jumlah pengangguran, menciptakan lapangan kerja, mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan keterpurukan ekonomis. lebih jauh lagi meningkatkan harkat sebagai bangsa yang mandiri dan bermartabat.
Persoalan kemiskinan dan pengangguran laksana dipertontonkan pemerintah Indonesia dewasa ini. Semakin hari kemiskinan kian merebak, dan pengangguran bertambah. Hal ini bisa dilihat dari jumlah kelulusan tiap tahun pada setiap perguruan tinggi di tanah air yang tidak berbanding dengan kuota pekerjaan yang tersedia. Setiap daerah di Indonesia memiliki masalah serupa, yakni kemiskinan dan pengangguran.
Namun terkadang pemerintah selalu berkelit bahwa angka kemiskinan dan pengangguran terus ditekan. Berbagai program diluncurkan dan berjuta rupiah diinvestasikan, namun masalah ini tetap saja menjadi kendala dan bermuara pada berbagai kejahatan kemanusiaan, yang dilakukan dengan alasan ‘perut’. Bagi bangsa yang memiliki kekayaan berlimpah ruah seperti Indonesia, sangat disayangkan bila kondisi bangsa ini dibandingkan dengan bangsa lain dalam laju perekonomian masyarakat. Negeri ini kaya dengan hasil hutan, perkebunan, tambang, minyak bumi, gas, namun rakyatnya miskin. Kemiskinan dan pengangguran inilah yang harus ditekan. Belakangan ini, pemerintah dan intelektual ramai menggulirkan semangat dan pentingnya kewiraswastaan atau kewirausahaan.
Menumbuhkan jiwa kewiraswastaan dilakukan untuk menekan lajunya kemiskinan dan pengangguran. Hal ini pun dilakukan di dunia kampus. Bagi kalangan intelektual, kampuslah yang harus didekati untuk menumbuhkan jiwa kewiraswastaan di kalangan mahasiswa, sehingga angka pengangguran tiap tahun bisa ditekan. Semangat kewiraswastaan penting dibangun sejak dini sebagai fondasi di masa depan agar lapangan
kerja semakin terbuka lebar dengan iklim bisnis yang penuh dengan inovasi. Mahasiswa sebagai kaum yang inetelek dan tulang punggung bangsa di masa mendatang, merupakan kalangan yang dipandang perlu untuk membekali diri dan jiwa dengan semangat kewiraswastaan.
kerja semakin terbuka lebar dengan iklim bisnis yang penuh dengan inovasi. Mahasiswa sebagai kaum yang inetelek dan tulang punggung bangsa di masa mendatang, merupakan kalangan yang dipandang perlu untuk membekali diri dan jiwa dengan semangat kewiraswastaan.
Mahasiswa diperhadapkan dengan perkembangan zaman yang kian pesat dan kompetisi yang dashyat di segala sendi kehidupan, membuat mereka harus memeliki daya inovasi yang baik, sehingga tidak hanya berharap dari sekedar yang ada, namun bisa menciptakan hal yang baru untuk menunjang kehidupan dan mengangkat perekonomian bangsa. Mahasiswa harus bisa mandiri, mampu berdiri dengan ide sendiri untuk menjawab zaman ke depan.
Maka dari itu, jiwa kewiraswastaan dipandang perlu dan sangat penting untuk orientasi hidup mahasiswa ke depan. Dengan adanya jiwa kewiraswastaan, mahasiswa tidak lagi mencari pekerjaan, tapi justru menciptakan lapangan pekerjaan. Apalagi lapangan pekerjaan yang diciptakan mahasiswa kaya dengan berbagai inovasi, tentu akan berdampak positif terhadap iklim investasi yang baik. Upaya untuk menumbuhkan jiwa kewiraswastaan di kalangan mahasiswa harus terus dilakukan demi menciptakan kehidupan yang bermartabat. Kemajuan di bidang kewiraswastaan, dapat dilihat pada bangsa-bangsa maju dewasa ini. Misalkan saja, Negara Cina, Jepang, Korea, Singapura, dan lainnya. Di Amerika bisa juga terlihat pada tingkat kesejahteraan rakyat negara bagian Texas.
Beberapa negara yang disebutkan merupakan negara yang dilatari dengan jiwa kewiraswastaan. Pemerintah masing-masing negara berupaya untuk membangun jiwa kewiraswastaan di kalangan masyarakat dan mahasiswanya. Hasilnya kesejahteraan negara-negara tersebut di atas angin. Mereka mampu membawa negara dan rakyatnya kepada kehidupan yang lebih baik. Di Indonesia upaya untuk menumbuhkan jiwa kewiraswastaan khususnya di kalangan mahasiwa memang telah dilakukan. Namun mungkin karena baru diterapkan dewasa ini, sehingga kesadaran dari mahasiswa belum nampak dengan jelas. Keberhasilan penerapan program tersebut juga belum dirasakan dengan baik.
Kampus-kampus terkenal seperti ITB, UGM, UI, dan lainnya cendrung memotivasikan mahasiswanya untuk menumbuhkan jiwa kewiraswastaan. Di yogyakarta, hal ini juga mulai dilakukan. Kampus seperti UGM belakangan ini terlihat memberikan semangat yang kuat terhadap mahasiswa untuk menumbuhkan jiwa kewiraswastaan.
Langkah yang ditempuh perguruan tinggi di Yogyakarta patut diapresiasi dengan baik dan positif untuk membangun perekonomian negara. Orientasi pengembangan jiwa kewiraswastaan yang dilakukan di kalangan mahasiswa, harus dipertahankan dengan baik. Namun mahasiswa yang mendapat sokongan semangat dan apresiasi dana untuk menciptakan jiwa kewiraswastaan, harus mampu memenuhi kewajiban mereka. Mahasiswa harus sadar bahwa kuota pekerjaan tidak berbanding dengan angka kelulusan yang terus bertambah. Sehingga kemandirian mahasiswa pasca studi sangat diperlukan untuk membangun kehidupan masyarkat.
Namun esensi untuk membangun jiwa kewiraswastaan kembali kepada mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa yang ingin membangun jiwa kewiraswastaan di dalam kehidupannya adalah mahasiswa yang memiliki kesadaran besar terhadap problematikan bangsa saat ini. Mahasiswa itulah yang ingin melakukan perubahan sebagaimana jati diri mereka sendiri sebagai agent of change. Sebagai mahasiswa harus menyadari bahwa ada banyak hal di negara ini yang harus diluruskan dan diperbaiki, terutama kondisi kehidupan bangsa. Kepedulian terhadap negara dan komitmen terhadap nasib bangsa di masa depan harus diinterpretasikan oleh mahasiswa ke dalam hal-hal yang positif. Tidak bisa dimungkiri, mahasiswa sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri.
Sehingga mahasiswa harus mampu memandang ke depan dan mampu membaca tanda-tanda zaman yang akan muncul. Karena maju tidaknya perekonomian suatu bangsa juga tergantung pada sifat enterpreunership yang dimiliki oleh masyarakatnya, terutama generasi mudanya.
*) Mahasiswa Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !