Dimuat di Media Koran Jakarta. Kamis, 19 Mei 2011
Judul : The Grand
Design
Penulis : Stephen
Hawking, Leonard Mlodinow
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Cetakan : Pertama 2011
Tebal : 208 halaman
Harga : Rp50.000
Peresensi : Abdul Aziz
MMM
Buku The Grand Design muncul di tengah meruyaknya buku-buku
tentang atheism yang ditulis oleh para ilmuwan seperti Richard Dawkins, Sam
Harris, Daniel Dennet, dan Christopher Hitchens. Tak heran jika sebagian orang
kemudian mengkait-kaitkan terbitnya buku Stephen Hawking ini dengan kemunculan
atheisme baru. The Grand Design bukanlah buku tentang Tuhan, melainkan
sebuah buku dalam aliran kajian sains populer ketimbang atheisme baru.
Sebagai kajian sains populer, pesan utama yang ingin dsampaikan
dalam buku ini adalah perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan, khususnya
astrofisika, bidang yang digeluti Stephen Hawking dalam penjelasan misteri alam
raya. Begitu komprehensif dan terangnya penjelasan-penjelasan sains terhadap
misteri itu, sehingga Stephen Hawking menyakini bahwa tak lagi memerlukan
filsafat.
Jika dulu sains bisa menjelaskan misteri alam raya yang selama
berabad-abad dapat ijawab oleh para filsuf, maka dengan semakin majunya sains,
tak perlu lagi spekulasispekulasi
filsafat.
Yang diperlukan hanyalah persamaan matematika dan pembuktianpembuktian modelnya
di laboratorium.
Dengan keyakinan itu, hawking menyimpulkan bahwa alam raya bisa
dijelaskan sepenuhnya lewat sains. Mekanisme kerja alam bisa dipahami lewat
hukum-hukum alam yang pasti. Dan jika kita bisa secara pasti memahami jalannya
alam raya, kita juga bisa memahami asal-usul dan perkembangannya. Dari sinilah
Stephen Hawking menjelaskan teori tentang penciptaan alam raya.
Bagi orang-orang yang percaya pada desain intelijen (tuhan), buku The
Grand Design bisa dianggap sebagai penolakan terhadap keberadaan Tuhan.
Penegasan Stephen Hawking bahwa alam raya bisa dijelaskan sepenuhnya dengan
hukum-hukum alam mengindikasikantidak diperlukannya campur tangan Tuhan. Namun
sebenarnya Stephen Hawking bukan sedang menegaskan keberadaan atau
ketidakberadaan Tuhan, tapi ia hanya menyatakan bahwa tanpa tuhan, penciptaan
alam raya bisa dijelaskan secara meyakinkan.
Stephen Hawking tidak berbicara tentang agama. Dia juga tidak
berbicara tentang argumen-argumen tentang keberadaan atau ketidakberadaan
Tuhan. Berbeda dengan Richard Dawkins yang secara tegas menyatakan
ketidakberadaan Tuhan. Stephen Hawking menegaskan independensi sains dari agama
dan tidak ada gunanya mencampuradukan dua domain yang memiliki logika dan
bahasa yang berbeda itu.
Hawking adalah seorang ilmuan agnostik yang lebih percaya pada
kerja sains ketimbang penjelasan agama. Dia tak peduli apa kata agama tentang
tuhan dan penciptaan alam. Yang menjadi kepeduliannya adalah bagaimana sains
bisa mengungkapkan misteri alam raya.
Yang menarik dari penjelasan hawking dalam buku ini tentang asal
usul alam raya adalah penegasannya bahwa proses-proses penciptaan jagat raya
bisa sepenuhnya dijelaskan lewat Teori M, Tuhan tidak diperlukan kehadirannya
untuk menjelaskan proses penciptaan ini. Buku bertajuk The Grand Design merupakan
buku tentang sains populer yang lebih banyak menguraikan fenomena alam secara
ilmiah. Ia bukan buku tentang tuhan ataupun tentang ketiadaan tuhan.
Peresensi: Abdul Aziz MMM
Pengelola Renaisant Institute Tinggal di Yogyakarta
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !