Bahaya Laten Gerakan Salafi Wahabi - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Bahaya Laten Gerakan Salafi Wahabi

Bahaya Laten Gerakan Salafi Wahabi

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Jumat, 18 November 2011 | 21.18

Dilansir di media online OKEZONE, Rabu 16 Novenber 2011

Judul : Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi
Penulis : Syaikh Idahram
Penerbit : Pustaka Pesantren, Yogyakarta
Tahun : I, 2011
Tebal : 340 Halaman
Harga : Rp 60.000
Peresensi : Abdul Aziz MMM

Berbicara tentang salafi wahabi, memang sangat menarik, bagaimana tidak? Sekte yang satu ini begitu berani mengklaim dirinya sebagai yang paling benar. Bahkan cenderung saling menyalahkan dan menuduh umat Islam lain telah menyimpang dari ajaran Islam sebelumnya. Ideologi salafi Wahabi yang sampai saat ini merupakan paham atau aliran keagamaan yang dianut dan diterapkan oleh Kerajaan Saudi, dengan gencar melakukan penyebaran Wahabisme.

Mereka selalu merasa lebih unggul dan superior dengan sikap arogansi diri yang didalamnya terkandung perasaan selalu benar ketika berhadapan dengan kelompok atau pendapat orang lain. Jelas bahwa orientasi kelompok Salafi Wahabi tak lain adalah kelompok yang selalu merasa lebih unggul dan kekuasaan simbolik yang tak kenal kompromi walaupun sesama muslim.

Jika ditelisik lebih jauh dari ajaran dan penyebarannya sangat bertolak belakang dengan kenyataan dan banyak benturan dengan Alquran dan hadis-hadis. Yang lebih berbahaya, pemahaman Salafi Wahabi cenderung menyesatkan dan mengafirkan muslim lain yang ajarannya “tidak sepaham” dengan yang mereka anut.

Dalam buku ini, penulis Syaikh Idahram, menjelaskan bahwa nama wahabiyah ini dinisbatkan kepada Muhammad Ibnu Abdul Wahab, yang lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H. Adapun kata Salafi, berasal dari kata as-salaf yang secara bahasa bermakna orang-orang yang mendahului atau hidup sebelum zaman kita. Adapun secara terminologis, as-salaf adalah generasi yang dimulai dari para sahabat, tabi’in dan tabi’at tabi’in. Mereka adalah generasi yang disebut Nabi Saw sebagai generasi terbaik. Namun akhir-akhir ini, penggunaan istilah “Salafi” tersebut oleh sebagian kelompok Islam tertentu dijadikan propaganda. Mereka melakukan klaim dan mengaku sebagai satu-satunya kelompok Salaf. (hlm 33).

Muhammad Ibnu Abdul Wahab yang dinisbatkan sebagai pendiri wahabi juga tak kalah memiriskan. Dengan gencar melakukan penyebaran Wahabisme terutama di Negara Arab Saudi secara terang-terangan. Pemikirannya yang nyaris membuat umat Islam dibelahan dunia geram dengan klaim kebenarannya. Bahkan, demi menjaga klaim tersebut apa pun mereka lakukan, termasuk menyerang segala pemahaman yang tidak sejalan.

Melalui buku Ulama Sejagad Menggugat Salafi Wahabi ini, dipaparkan secara ringkas dan sederhana berbagai kerancuan dan penyimpangan tokoh-tokoh utama sekte salafi wahabi yang menggerus otentitas ajaran Islam. Tak aneh jika kemudiaan dakwah salafi wahabi ditentang dimana-mana dan digugat dari berbagai mazhab, berbagai generasi disetiap masa, dan berbagai bidang keilmuan yang berbeda di belahan dunia.

Akibatnya berbagai penyimpangan dan kekeliruan semacam itu, ulama-ulama Islam kontemporer saat ini juga menyatakan kekeliruan dan penyimpangan salafi wahabi, misalnya Prof Dr Ali Gomaa (ulama besar Al-Azhar Mesir), Prof Dr Yusuf Qaradhowi (pemikir terkemuka Qatar asal mesir), Prof Dr Abdullah al-Ghimari (guru besar ilmu hadis Maroko), Abdullah al-Harari al-Habasyi (guru besar hadis Australia asal Habasyah) dan masih banyak lagi.

Kiranya perlu dicermati propaganda salafi wahabi yang merupakan bahaya laten bagi umat Islam yang semaking gencar menyebarkan ajarannya. Dan juga mewaspadai tokoh-tokoh salafi wahabi yang juga diungkap dalam buku ini. Mereka sudah menyebar di berbagai Negara dan mempunyai banyak karya yang bisa memunculkan benih pemikiran ala salafi wahabi.

Buku ini menarik dibaca bagi kalangan umat Islam dan menjadikan referensi tentang wabah sekte salafi wahabi. Buku ini bukan sebagai cercaan terhadap golongan, namun sebagai kajian ilmiah dari hasil penelitian penulis buku ini selama Sembilan tahun. Selamat membaca.


*) Abdul Aziz MMM, Sekjen Renaisant Institute Yogyakarta

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template