Jejak Sejarah Pencarian Tuhan - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Jejak Sejarah Pencarian Tuhan

Jejak Sejarah Pencarian Tuhan

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Selasa, 10 Januari 2012 | 13.40


Dimuat di media LAMPUNGPOST. Minggu, 08 Januari 2012

Judul : Sejarah Tuhan
Penulis : Karen Armstrong
Penerbit : Mizan Pustaka
Cetakan : I, 2011
Tebal : 673 halaman
Harga : Rp. 89.000
Peresensi : Abdul Aziz MMM

Telah banyak teori tentang asal usul agama. Namun, tampaknya menciptakan Tuhan-tuhan telah sejak lama dilakukan oleh umat manusia. Ketika satu ide keagamaan tidak lagi efektif, maka ia akan diam-diam ditinggalkan dan digantikan oleh sebuah teologi baru. Seperti mengasosiasikan dengan Tuhan langit, Tuhan bumi dan matahari menjadi pengalaman manusia tentang tuhan.

Dalam era kita sekarang ini, banyak orang akan mengatakan bahwa tuhan yang telah disembah berabad-abad oleh umat manusia tampak sirna dari kehidupan bahkan dengan terang-terangan mengklaim bahwa Tuhan telah mati.

Dalam pandangan Amsrtrong, salah satu alasan mengapa agama tampak tidak relevan pada masa sekarang adalah karena banyak diantara umat manusia tidak lagi memiliki rasa kepekaan bahwa kita dikelilingi oleh yang gaib. Akibatnya manusia kehilangan kepekaan tentang yang “suci” atau “spiritual” seperti yang melingkupi kehidupan masyarakat tradisional sebagai bagian esensial pengalaman manusia tentang kehidupn dunia.

Secara alamiah, manusia ingin bersentuhan dengan realitas ini dan memanfaatkannya, tetapi mereka juga ingin sekedar mengaguminya. Ketika orang mulai mempersonalisasi kekuatan gaib dan menjadikannya sebagai tuhan-tuhan, mengasosiasikannya dengan angin, matahari, laut, dan binatang, namun memiliki karakteristik manusia. Mereka sebenarnya sedang mengekspresikan rasa kedekatan dengan yang gaib itu dan dengan dunia di sekeliling mereka.

Rudolf Otto, ahli sejarah agama asal jerman, percaya bahwa rasa tentang gaib ini adalah dasar dari agama. Kekuatan gaib dirasakan oleh manuisa dalam cara yang berbeda-beda, terkadang ia menginspirasikan kegirangan liar, ketenteraman mendalam, terkadang orang merasa kagum,sedih dan hina di hadapan kehadiran kekuatan misterius yang melekat dalam aspek kehidupan.

Seperti halnya kisah-kisah simbolik, lukisan dan ukiran di gua adalah usaha untuk mengungkapkan kekaguman manusia terhadap kehadiran kekuatan misteri dan mitos dalam kehidupan mereka. Mitos-mitos ini bukan dipahami secara harfiah, tetapi merupakan upaya metaforis untuk menggambarkan sebuah realitas yang rumit untuk bisa diekspresikan dengan cara lain.

Di dunia kuno memang tampaknya manusia percaya bahwa hanya melalui keterlibatan dalam kehidupan yang suci ini mereka bisa menjadi manusia yang sesungguhnya. Dunia suci para dewa seperti yang sering diceritakan di dalam mitos, bukanlah sekedar sebuah ideal yang kearah itu manusia harus menuju, melainkan merupakan prototype eksistensi manusia. Itulah pola atau arketipe orisinal yang menjadi model kehidupan kita di sini.

Segala sesuatu yang ada di bumi dipandang sebagai replika dari semua yang ada di dunia ilahiah. Inilah persepsi yang membentuk  mitologi, organisasi ritual,  dan sosial kebanyakan kebudayaan unik dan terus mempengaruhi lebih banyak masyarakat tradisional pada era sekarang ini.

Spiritualitas yang serupa ini telah menjadi ciri dunia Mesopotamia kuno, di Lembah Tigris-Efrat, yang sekarang berada di wilayah pemerintahan Irak, telah di huni sejak 4.000 SM oleh kelompok manusia yang dikenal sebagai orang Sumeria. Mereka membangun menara-kuil dan mengembangkan mitologi yang mengesankan. Tak lama kemudian kawasan itu diinvansi oleh orang Akkadian Semitik, hingga 2.000 SM orang Amorit menaklukkan peradaban Sumeria-Akkadian dan menjadikan Babilonia sebagai ibu kota mereka.

Sebagaimana masyarakat di dunia kuno lainnya, orang Babilonia menisbahkan prestasi kebudayaan mereka kepada dewa-dewa yang telah mewahyukan gaya hidup mereka sendiri kepada nenek moyang mitikal masyarakat Babilonia. Babilonia dianggap sebagai gambaran surga, setiap candinya adalah kerajaan langit.

Sedangkan di zaman modern sekarang ini, para teolog liberal berusaha membuktikan apakah mungkin untuk beriman sekaligus menjadi bagian dari dunia intelektual modern. Ketika merumuskan konsepsi baru tentang tuhan, mereka berpaling ke disiplin ilmu lain; sains, psikologi, sosiologi, dan agama-agama lain.

Perbedaan persepsi rupanya bukan hanya terjadi disebabkan perbedaan agama secara formal belaka. Bahkan dalam satu tradisi agama yang sama pun, kerap terjadi perbedaan dalam mempersepsikan tuhan.

Buku ini bukanlah tentang sejarah realitas tuhan yang suatu saat dapat berubah disetiap zamannya, melainkan buku ini melacak jejak sejarah persepsi dan pengalaman manusia tentang tuhan selama 4000 tahun sejak era Ibrahim hingga kini. Gagasan manusia tentang tuhan memiliki sejarah yang mempunyai arti berbeda bagi setiap kelompok manusia diberbagai periode waktu. Namun bisa saja gagasan tentang tuhan tersebut menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

*)Peresensi: Abdul Aziz MMM
Pengelola  Renaisant Institute Tinggal di Yogyakarta

Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template