PERGUMULAN GAGASAN TAN MALAKA - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » PERGUMULAN GAGASAN TAN MALAKA

PERGUMULAN GAGASAN TAN MALAKA

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Sabtu, 31 Maret 2012 | 12.06


Dilansir di media online ANALISISNEWS.COM, Kamis, 29 Maret 2012

 Judul Buku: Madilog: Materialisme, Dialektika dan Logika 
Penulis: Tan Malaka
Penerbit: Narasi, Yogyakarta
Peresensi: Abdul Aziz MMM 

Telah banyak studi dan karya pustaka tentang Tan Malaka. Bahkan tak sedikit pakar yang secara sengaja mendedikasikan diri untuk mengkaji tuntas sosok “pejuang pemikir” paling mistrius ini.

Rudolf Mrazek, menyebut Tan Malaka sebagai tokoh yang komplit. Sementara sejumlah penulis nasional juga berhasil merekonstruksi sejumlah aspek menonjol dari Tan Malaka. Seperti Zulhasril Nasir (buku Tan Malaka dan Gerakan Kiri Minangkabau); Harry Prabowo (Tan Malaka, Teori dan Praksis Menuju Republik), serta Matumona (Patjar Merah Indonesia). Dari semua itu, nyaris tak ada keberatan dari pihak manapun jika kita meletakkan buku Madilog sebagai magnum opus (karya besar).

Buku ini bukan menjadi panduan praktis serta tidak mengibarkan perlawanan revolusioner secara konkret. Melainkan mengarah pada totalitas, daya jelajah, kedalaman analisis, serta gaung yang masih menggema hingga kini.

Sebagai sebuah pergumulan gagasan, buku ini juga berbasis pada fakta-fakta sosiologis dan fenomena sosial politik yang berlangsung sejak Indonesia Pra Hindu sampai era kolonialisme. Ditulis dengan perspektif akademik yang kuat, meski pengakuan dari Tan Malaka ia hanya mengandalkan hafalan, dengan metode “jembatan keledai” (membuat singkatan untuk istilah-istilah kunci).

Ketika menulis buku ini, Tan Malaka diterpa suasana kemiskinan dan menanggung resiko berat sebagai pelarian. Madilog dengan demikian, menjadi alat pembongkaran atas hukum berpikir dan sistem kepercayaan yang mengungkung manusia di Indonesia. Tak hanya mendekonstruksi melainkan memberi alternatif pemikiran.

Menurut Tan Malaka, berkaca dari pengalaman berbagai kegagalan perjuangan merebut kemerdekaan termasuk pemberontakan PKI tahun 1926-1927, cita-cita Indonesia merdeka tidak akan berahasil dan jauh dari sasaran yang diinginkan, jika masa kaum proletar tidak mengganti hukum berpikir dan sistem kepercayaan yang dianut.

Indonesia harus dibebaskan dari kungkungan alam pikir yang irasional, mistik, takhayul, klenik, metafisik, dan supranatural. Tan Malaka menyebutnya sebagai logika mistika. Supaya terkikis dari penyakit lemah semangat dan lemah mental (halaman 26).

Madilog sebuah pergumulan gagasan Tan malaka tentang cara berpikir berdasarkan materialisme, dialektika, dan logika  dalam mencari sebab akibat, dengan mengandalkan bukti yang cukup dan eksperimen yang sahih. Sementara kepercayaan model logika mistika adalah segala faham (pemikiran) yang tidak berdasarkan pada basis kebendaan (materi). Tidak berpatok pada kenyataan atau dengan kata lain segala paham yang tidak berdasarkan bukti dan tidak bisa dieksperimentasi.

Hukum berpikir seperti ini, menurut Tan Malaka, telah mengakar dan berproses sangat jauh. Melalui tahap kepercayaan Indonesia asli yaitu era Pra Hindu, kepercayaan Hindustan, kepercayaan Islam, dan kepercayaan Tiongkok (lihat halaman 394).

Sementara logika adalah disiplin berpikir runut sistematik melalui silogisme dan memiliki definisi yang jelas, yang paling penting adalah bisa dieksperimentasi. Sedangkan materialisme adalah faham yang berpijak pada bukti-bukti kebendaan. Dan dialektika adalah gerak, perubahan dan dinamika. Sehingga dengan berpikir seperti itu, masyarakat akan sanggup menafsirkan berbagai fenomena dengan ilmiah, dan menjadi solusi.

Menariknya, penjelajahan argumentsi Madilog begitu panjang dan detil. Setiap bagian dari masing-masing materialisme, dialektika, dan logika, mendapat eksplorasi tuntas. Termasuk akar-akar kemunculan prosedurnya, yang secara jujur diakui oleh Tan Malaka ia pinjam dari Barat.

Telaah tuntas ini, termasuk membuka berbagai kelemahan dan keterbatasan dalam menerapkan Madilog. Misalnya, dalam hal logika dan ilmu bukti (sains), yang menurut Tan Malaka terbatas secara internal dan eksternal. Keterbatasan internal adalah soal konteks ruang dan waktu, serta peralatan untuk dipakai sebagai pengujian dan pembuktian. Sementara keterbatasan eksternal adalah konteks sosial politik yang tengah berlangsung.

Oleh karena itu, wajar jika kemudian Tan Malaka tak ingin menjadikan karyanya ini sebagai dogma. buku ini sangat layak untuk kembali dikonsumsi kepada publik. Betapa kita menyaksikan di tengah kemajuan ilmu dan teknologi, ternyata hukum berpikir bangsa ini belum bergerak jauh. Kita melihat dan menggunakan kemajuan teknik hanya sebatas kulit. Sementara mindset tetap berbau mistis. Baik dalam ranah budaya, ekonomi, dan bahkan politik.


*)Peresensi: Abdul Aziz MMM
Penikmat buku di Yogyakarta
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template