Dilansir di media KORAN RIAU POS Minggu, 29 Juni 2014
Judul : The Great of Two Umars: Kisah Hidup Dua
Khalifah Paling Legendaris:
Umar ibn
al-Khattab dan Umar ibn Abdul Aziz
Penulis
: Fuad Abdurrahman
Penerbit
: Zaman
Cetakan
: I, 2013
Tebal
: 346 Halaman
Peresensi : Abdul
Aziz Musaihi MM S.H.I
Namun demikian, bukan
berarti kita tidak boleh mengambil inspirasi lain. Oleh karena itu, buku ini
hadir menjadi salah satu alternatif inspirasi sosok pemimpin teladan bagi
seluruh umat manusia. Adalah Umar ibn al-Khathab dan Umar ibnu Abdul Aziz, dua
pemimpin besar Islam yang pernah ada dalam sejarah Islami.
Sebelum memeluk Islam,
Umar ibn al-Khatab orang yang paling keras menentang dan memerangi ajaran
Rasulullah, bahkan Umar sempat ingin membunuh Rasulullah. Namun, berkat
kesabaran Rasulullah dalam menghadapi Umar yang bringas tanpa batas itu,
Rasulullah memohon kepada Allah agar suatu saat Islam kelak dimuliakannya
dengan salah satu dua pembesar Quraisy. Amr Ibn Hisyam (Abu Jahal) dan Umar ibn
al-Khatab. Dan benar saja, Allah memilih Umar ibn al-Khatab sebagai jawaban doa
Rasulullah untuk mengembangkan Islam.
Umar ibn al-Khatab adalah
orang yang mendorong Rasulullah dan umat Islam untuk tidak sembunyi-sembunyi
dalam mengembangkan ajarannya, ia justru menantang siapa pun yang berani
menghalangi. Umar menjadi salah satu penakluk terhebat dalam sejarah dunia. Di
tangan Umarlah Islam berkembang pesat pada masanya dan menjadi negara adikuasa
yang mampu menaklukkan imperium Persia dan Bizantium.
Umar ibn al-Khatab adalah
sosok pemimpin yang bertanggung jawab, tegas, adil dan bijaksana. Salah satu
bentuk ketegasan Umar bin Khattab adalah ketika beliau memecat Khalid bin Walid
sebagai panglima perang dengan pemikiran bahwa Umar merasa takut kalau umat
Islam terlalu mendewakan Khalid bin Walid yang telah berhasil memimpin
pasukannya meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran, dan hal itu diterima
dengan lapang dada oleh Khalid bin Walid (hal. 78).
Umar ibn al-Khatab juga
sosok pemimpin yang mau mendengarkan saran dari orang lain. Pernah suatu ketika
ada seorang wanita dituduh berzina, kemudian dihadapkan kepada khalifah Umar.
Ketika wanita itu ditanya dan terbukti melakukan zina, Umar pun segera
memerintahkan wanita itu agar dihukum rajam. Namun, sebelum eksekusi
dilaksanakan Ali Ibn Abi Thalib yang saat itu hadir menanyakan kembali kepada
si wanita itu tentang apa yang menjadikan penyebab wanita itu berzina. Setelah
Ali mendengarkan keterangan dari si wanita itu, barulah Ali mengetahui
sebabnya. Bahwa wanita itu berzina karena dipaksa dan bukan kehendak atas
dirinya (hal. 108).
Dengan kemurahan dan
kepiawaiannya dalam menjalani kepemimpinan pada saat itu, Umar mau mendengarkan
saran dari orang lain atas keputusan yang dibuatnya. Sehingga, dengan jiwa
bijaksana Umar pun mau menerima masukan dari sahabat Ali.
Begitu pula dengan
kepemimpinan Umar ibn Abdul Aziz sang cicit Umar ibn al-Khatab. Kepemimpinannya
pun patut diteladani oleh seluruh umat Islam dan para pemimpin dunia saat ini.
Saat menjadi pemimpin, ia dengan tegas mengembalikan hak rakyat yang dirampas
dengan cara yang tidak benar. Sebuah ketegasan juga dalam bersikap menghadapi
para gubernur dan pejabat yang zalim, ia gantikan semua dengan pejabat yang lebih
adil dan mengayomi terhadap rakyatnya. (hal. 270-271).
Semasa menjabat Khalifah
kurang lebih dua setengah tahun, tak satu pun rakyat dinegerinya menderita
kelaparan. Tak ada pencuri yang berkeliaran ke penduduk, tak ada pengemis di
sudut-sudut kota, tak ada penerima zakat karena setiap orang mampu membayar
zakat. Lebih mengagumkan lagi, penjara tak ada penghuninya. Sejak di angkat
menjadi Khalifah, Umar bin Abdul Aziz bertekad di dalam hatinya berjanji tidak
akan mengecewakan amanah yang di embannya.
Inilah kisah sosok dua
Umar yang pantas menjadi panutan tentu penting untuk dipelajari. Terlebih lagi
dari sisi keadilan dan kebijaksanaannya dalam membuat suatu keputusan untuk
publik. Pemimpin yang bijaksana dan mau bermusyawarah dengan baik akan
memudahkan tujuannya demi kesejahteraan rakyat.
Namun demikian,
pemberontakan dan kerusakan mental rakyat terhadap suatu kepemimpinan juga bisa
memicu berbagai persoalan yang lebih akut. Maka dari itu, sebuah panutan dan
inspirasi kepemimpinan dua Umar ini cukup bisa dijadikan bahan bacaan guna
menemukan pemimpin yang benar-benar mau bekerja untuk kepentingan dan
kesejahteraan rakyat.
Buku yang menyuguhkan
kisah-kisah teladan dan kepemimpinan dua khalifah yang paling fenomenal dalam
sejarah Islam ini memang diramu dengan menakjubkan, menyentuh, dan kadang tak
terduga. Jika saat ini ada pemimpin yang mencitrakan diri merakyat dan membuat
kita kagum, maka ingatlah pada Umar ibn al-Khatab dan Umar ibn Abdul Aziz.
*)Peresensi: Abdul
Aziz Musaihi MM S.H.I
Penikmat Buku dan Pustakawan
Mandiri
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !