Judul Buku: Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an
Penulis: Dr. Nadiah Thayyarah
Penerbit: Zaman, Jakarta
Tahun: November, 2013
Tebal: 895 halaman
ISBN: 978-6021-774-335
Peresensi: Abdul Aziz Musaihi MM S.H.I
Al-Quran sejak pertama kali diturunkan tidak menyebutkan
diri sebagai kitab ilmiah. Namun, ia memuat isyarat-isyarat ilmiah yang
kemudian hari ditegaskan dan dijabarkan oleh temuan-temuan ilmiah modern.
Penafsiran ayat-ayat al-Quran dengan temuan-temuan
ilmiah di abad modern ini menguatkan bahwa al-Quran tidak mungkin bertentangan
dengan ilmu pengetahuan. Isyarat-isyarat ilmiah dalam al-Quran selaras dengan
fakta-fakta ilmiah yang diungkap oleh para ilmuwan.
Para
ilmuwan yang telah bersentuhan dengan al-Quran mengungkapkan bahwa
penjelasan-penjelasan al-Quran selalu selangkah lebih maju dibanding
penemuan-penemuan sains modern. Setiap penemuan hebat pada abad kontemporer
ternyata sudah dijelaskan oleh al-Quran sejak empat belas abad yang silam.
Salah
satu bukti ilmiah yang disuguhkan oleh Nadiah penulis buku ini, bahwa manusia
diciptakan dalam tubuh ibunya melalui tiga tahapan. Hal ini selaras dengan
petunjuk dalam al-Quran surat Az Zumar ayat 6 dijelaskan “Dia menjadikan
kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan”. Yang
dimaksud “kegelapan” menurut para mufassir adalah kegelapan dalam perut,
kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam
rahim. (hlm. 236)
Perkembangan ilmu Biologi modern telah berhasil
mengungkap petunjuk dari ayat itu. Pertumbuhan bayi di dalam rahim melewati
tiga tahap. Al-Quran menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses
penciptaan manusia dalam perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap.
Tahap-tahap itu, pertama, tahap Pre-embrionik,
zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian menjadi segumpalan sel
yang membenamkan diri pada dinding rahim. Seiring pertumbuhan zigot, sel-sel
penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga lapisan. Kedua,
tahap Embrionik yang berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap ini
disebut “embrio”. Organ dan sistem tubuh bayi juga mulai terbentuk. Ketiga
tahap fetus yang dimulai sejak kehamilan bulan 8 hingga lahir. Pada tahap ini
bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya. (hlm.
237)
Dengan demikian, upaya Nadiah untuk membuktikan
mu’jizat al-Quran dapat tercapai, dengan pernyataan al-Quran empat belas abad
yang silam bukan sekedar meramalkan peristiwa yang akan terjadi di masa datang,
namun juga secara terperinci dan jitu menunjukkan kondisi embriologi peristiwa
tersebut terjadi. Inilah bukti kebenaran al-Quran di mata sains yang baru
belakangan mampu memahaminya.
Sebuah
buku yang akan menyadarkan kita betapa al-Quran merupakan suatu himpunan
informasi tentang masa lalu, masa kini sekaligus masa depan yang tak dapat
disangkal kebenarannya.
Misalnya
fakta yang silam tentang dasar laut yang gelap, dimana Manusia tidak mampu
menyelam di laut dengan kedalaman di bawah 40 meter tanpa peralatan khusus.
Dalam sebuah buku berjudul Oceans juga dijelaskan, pada kedalaman 200 meter
hampir tidak dijumpai cahaya, sedangkan pada kedalaman 1000 meter
tidak terdapat cahaya sama sekali. Kondisi dasar laut yang gelap baru bisa
diketahui setelah penemuan teknologi canggih. Namun al-Quran dalam surat
An-Nuur ayat 40 telah menjelaskan keadaan dasar lautan semenjak ribuan tahun silam
sebelum teknologi itu ditemukan. (hlm. 542)
Hadirnya
buku ini yang mengupas 315 tema ayat-ayat al-Quran dengan penemuan sains modern,
menjadi bukti paling kuat bahwa al-Quran itu kitab paling ilmiah sepanjang
zaman yang tidak dapat ditiru oleh siapapun.
Sebagai
bukti kemukjizatan al-Quran masa kini, Belum lama kita pernah disuguhkan fakta
ilmiah baru tentang sungai di bawah laut yang ditemukan oleh Mr. Jacques Costeau
seorang penyelam terkemuka asal Prancis. Mr.
Costeau menemukan fakta
kumpulan mata air tawar
nan segar yang sangat sedap rasanya, karena tidak bercampur dengan air laut
yang asin di sekelilingnya, seolah-olah ada dinding yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dengan kekaguman dan mendorongnya
untuk mencari jawaban.
Suatu ketika Mr. Costeau bertemu dengan seorang
profesor Muslim, kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor pun
teringat pada surat Al-Furqan ayat yang berbunyi “dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan),
yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara
keduanya dinding dan batas yang menghalangi”.
Sontak Mr. Costeau kagum mendengar ayat-ayat al-Quran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban
yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Al-Quran Benar-benar
suatu mukjizat, berita tentang fenomena ganjil 14 abad yang silam akhirnya
terbukti pada abad 20. Mr. Costeau pun berkata bahawa kitab suci al-Quran
yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan
seketika dia pun memeluk Islam. (hlm. 537)
Atas kisah inilah setiap kali terjadi penemuan
ilmiah tersingkap pula mukjizat al-Quran
yang sebelumnya tidak pernah diketahui manusia. Dengan membaca karya Nadiah
ini, pembaca akan membuktikan kebenaran kenabian Muhammad.
Buku ini selalu
meletakkan al-Quran sebagai sumber rujukan utama. Adapun sumber rujukan kedua
adalah hadits sahih dan syarahnya, kemudian penemuan-penemuan sains modern
menjadi rujukan ketiga. Dengan demikian, ayat-ayat sains yang dikupas Nadiah akan
lebih tergali maknanya dan bisa menjadi kuatnya keyakinan bagi orang Muslim.
*)Peresensi: Abdul Aziz Musaihi MM S.H.I
Penikmat Buku dan Pustakawan Mandiri
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !