Dulu NU Berebut Menolak Memegang Jabatan (Bagaimana Dengan Sekarang) - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Dulu NU Berebut Menolak Memegang Jabatan (Bagaimana Dengan Sekarang)

Dulu NU Berebut Menolak Memegang Jabatan (Bagaimana Dengan Sekarang)

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Kamis, 28 Juli 2016 | 09.41


Simbah Kakung (Gus Mus) bercerita.
bahwa NU dulu punya tradisi Selalu Berebut Menolak untuk Memegang Jabatan.
Kyai Bisri dan Kyai Wahab menolak menjadi Rais Akbar karena ada Kyai Hasyim Asy’ari.

Sepeninggal Kyai Hasyim, keduanya menolak, terlebih kyai lainnya.
Saat Kyai Wahab Hasbullah akhirnya bersedia, itu pun dengan konsensus Rais Akbar diganti dengan istilah Rais Am.

Saat Kyai Wahab Hasbullah sakit sepuh, muktamirin sepakat menunjuk Kyai Bisri Syansuri sebagai pengganti.

Namun beliau tetap menolak, menurut Kyai Bisri selama masih ada Kyai Wahab, meski beliau sakit dan hanya bisa sare-an (tiduran) saja, beliau tidak akan bersedia mengganti.

Sepeninggal Kyai Wahab Hasbullah, maka Kyai Bisyri Syansuri menjadi Rais Am.
Dan beberapa tahun kemudian beliau wafat. Para Kyai sepuh berembuk memilih pengganti.

Saat itu, Kyai As’ad Syamsul Arifin yang ditunjuk untuk menjadi Rais Am dengan tegas menolak karena merasa belum pangkatnya.

Bahkan saat dipaksa oleh para kyai
Kyai As’ad berkata : “Meskipun Malaikat Jibril turun dari langit untuk memaksakan saya, saya pasti akan menolak !! ”
Dan beliau dawuh : “Yang pantas itu Kyai Mahrus Aly”
Kyai Mahrus Aly pun bereaksi saat namanya disebut Kyai As’ad, Sembari berkata : “Jangankan Malaikat Jibril, kalaupun Malaikat Izrail turun dan memaksa saya, saya tetap tidak bersedia !”
Akhirnya musyawarah ulama Memutuskan memilih Kyai Ali Maksum Krapyak yang saat itu tidak hadir.

Cerita diatas tidak jauh beda dengan cerita tentang pemilihan Rais Syuriah Jawa Timur sepeninggal Kyai Syarqawi.

Kyai Imron Hamzah yang saat itu paling sepuh dijagokan Mengganti kedudukan Kyai Syarqawi.

Tentu saja Kyai Imron menolak, bahkan untuk memperkuat Penolakannya Kyai Imron sengaja membuat surat pernyataan tidak bersedia dicalonkan menjadi Rais Syuriah.

Saat pemilihan, betapa terkejutnya Kyai Imron karena beliau malah terpilih.
Beliaupun protes karena sudah membuat surat pernyataan tidak bersedia.
Lalu untuk membuktikan, maka Kemudian dibukalah surat itu dihadapan umum.
Dan Kyai Imron lebih terkejut lagi Melihat surat pernyataannya sudah berganti tulisan :
“Dengan kerendahan hati, saya menyatakan ……. bersedia menjadi Rais”
kata “tidak” nya terhapus tipe ex,
Akhirnya menyerahlah Kyai Imron.
Karena penasaran, maka setelah pemilihan Kyai Imron pun menyelidiki siapa yang menghapus tulisan beliau dalam surat pernyataannya. Dan terkuaklah pelaku penghapus tulisan, yakni Kyai Masduqi Mahfudz Malang.
Proteslah Kyai Imron kepada Kyai Mahfudz. Sambil ngeloyor pergi Kyai Masduqi dengan enteng menjawab : “Salah sendiri, ndak bersedia kok pake surat pernyataan segala….!!!”.
Sungguh sayang, budaya ini mulai luntur.
Bahkan ada bau tak sedap untuk menghalalkan segala cara demi jabatan di NU.
Share this article :

1 komentar:

  1. Untuk menguatkan penolakan Rais Am dalam lemabga NU para Ulama' dulu unik menggunakan perwakilan malaikat yang paling tinggi jabatannya Pemberi wahyu atau penjabutnyawa, yang kedua pakai hitam di atas putih ternyata masih tidak kuat menjadi sistem penolakan kketua Rais Am. Dengan demikian jabatan bukan meminta bahkan menolak karena masih banyak berkompeten di bidangnya.Semoga negeri ini dapat contoh suritauladan/uswatun hasanah dalam lembaga sosial keagaman NU yang terbesar di Indonesia ini. Semoga .. Amiin

    BalasHapus

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template