Judul Buku : Melanjutkan Pemikiran dan
Perjuangan Gus Dur
Penulis : A Muhaimin
Iskandar
Penerbit : LKiS,
Yogyakarta
Cetakan : I,
Juli 2010
Tebal : 182 halaman
Peresensi : Abdul Aziz M M M *Kepergian Gus Dur di penghujung tahun 2009 lalu, manyisahkan duka yang sangat mendalam bagi umat Islam di seluruh dunia khususnya bangsa Indonesia. walaupun sang guru bangsa, bapak oposisi demokratik dan toleransi ini telah berpulang ke haribaan Ilahi, tetapi sejatinya ia masih hidup baik hidup karena di alam sana, maupun hidup karena ia meninggalkan warisan khazanah pemikiran dan tulisan-tulisan berharga yang selalu menjadi inspirasi untuk generasi selanjutnya.
Meskipun dalam setiap pandangannya yang dilontarkan Gus Dur seringkali menimbulkan kontroversi dikalangan masyarakat, bahkan semakin diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Dahulu, mungkin hanya masyarakat tertentu, khususnya kalangan nahdliyin yang merasakan kontroversi gagasannya. Sekarang seluruh bangsa Indonesia ikut memikirkan kontroversi gagasan yang dilontarkan oleh Gus Dur, ”gitu aja koq repot.”
Yang khas dari Gus Dur adalah bahwa pemikiran-pemikirannya dibangun di atas nalar tradisi pesantren di mana ia lahir, tumbuh dan berkembang. Pemikiran dan pembelaan gus dur terhadap demokrasi, hak asasi manusia dan nilai-nilai kemanusiaan yang lain, sepenuhnya bersumber dari khazanah keilmuan pesantren. Demikian juga pembelaannya terhadap kelompok keagamaan yang dianggap sesat, mereka yang teraniaya dan kelompok minoritas yang lain.
Dalam gerakan sosial di indonesia, Gus Dur bukan hanya teladan bagaimana menjadi pemimpin politik, tetapi bagaimana menjadi pemimpin sosial dengan fokus perjuangan yang memiliki dimensi keabadian. Yaitu perjuangan mewujudkan nilai-nilai luhur agama dan kemanusiaan. Tidak heran jika Gus Dur diakui sebagai bapak demokrasi, bapak pluralisme, pahlawan HAM, dan bapak toleransi.
Dalam buku berjudul “melanjutkan pemikiran dan perjuangan gus dur” yang merupakan kumpulan tulisan A. Muhaimin Iskandar ini, setidaknya ada lima gugus besar pemikiran yang diperjuangkan Gus Dur sepanjang hidupnya melalui berbagai aktifitas sosial, politik dan keagamaannya. Pertama, dalam kenyakinan gus dur sesuai dengan khazanah keilmuan NU, syariat Islam diturunkan kapada manusia tidak memiliki tujuan lain kecuali untuk melindungi kepentingan dasar manuisa itu sendiri, mewujudkan kedamaian, kemaslahatan dan kemajuan di antara mereka.
Kedua, Gus Dur adalah tokoh agama yang sangat anti kekerasan. Dalam kontek inilah Gus Dur selalu mengendepankan dialog, baik antar umat seagama maupun antar agama. Ketiga, demokrasi sebagai bagian dari manifestasi tujuan syariat dalam berkehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Dalam pandangan Gus Dur, dalam dunia modern demokrasilah yang dapat mempersatukan beragam arah kecenderungan kekuatan-kekuatan bangsa. Demokrasi dapat mengubah bercerai-beraian arah masing-masing kelompok menjadi berputar bersama-sama menuju kedewasaan, kemajuan dan integritas bangsa.
Keempat, Gus Dur sebagai salah satu tokoh penjaga tradisi, di mana agama dan budaya bersifat saling melengkapi. Menurutnya, agama dan budaya mempunyai independensi masing-masing, tetapi keduanya mempunyai wilayah tumpang tindih. Manusia tidak bisa beragama tanpa budaya, karena kebudayaan merupakan kreatifitas manusia yang bisa menjadi salah satu bentuk ekspresi keberagaman. Tetapi tidak dapat disimpulkan bahwa agama adalah kebudayaan. Diantara keduanya terjadi tumpang tindih dan saling mengisi namun tetap memiliki beberapa perbedaan.
Kelima, Islam akan lebih efektif dan membumi jika berfungsi sebagai etika sosial. Pandangan Gus Dur, hukum agama tidak akan hilang kebesarannya dengan berfungsi sebagai etika masyarakat.
Kelima gugus besar pemikiran Gus Dur itu menunjukan bahwa Gus Dur sangat maju dan modern dalam pemikiran dan sikap sosial politiknya. Kebanyakan pemikiran Islam bisa menjadi modern dan liberal dalam pemikirannya, tetapi tetap saja konservatif dalam sikap sosialnya. Hal demikian tidak terjadi pada diri Gus Dur. Sikap sosial dan politiknya sejalan dengan pemikirannya yang liberal dan mencerahkan.
Yang juga khas dari Gus Dur adalah pemikirannya bersumber dari nilai-nilai tradisional dalam pandangan hidup pesantren, yang diperkaya dengan nilai-nilai dari agama, budaya dan peradaban lain.
Itulah kontribusi dan warisan besar Gus Dur untuk bangsa dan dunia ini. Ia telah merintis suatu tata kehidupan masyarakat bangsa yang demokratis berbasis pandangan keagamaan yang terbuka dan tradisi yang mengikatnya. Suatu sumbangan dan warisan yang sangat berharga bagi bangsa yang majemuk ini dan bagi perdamaian dunia.
Dalam buku ini, A. Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengajak pembaca untuk menyelami dan menerjemahkan pemikiran-pemikiran Gus Dur untuk mensosialisaskan gagasan besarnya tentang agama, demokrasi dan kemanusiaan secara umum. Sehingga gagasan dan pemikiran Gus Dur dapat menjadikan inspirasi bagi seluruh masyarakat yang mengidealkan sebuah gagasan dan solusi berbagai problem bangsa dan Negara. Menariknya lagi, buku ini dilengkapi dengan wawancara esklusif dengan Cak Imin.
Abdul Aziz M M M
Aktivis Ashram Bangsa,
Sekjen Renaisant
institute Yogyakarta.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !