Pengaruh Media dalam Pembentukan Feminisme - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Pengaruh Media dalam Pembentukan Feminisme

Pengaruh Media dalam Pembentukan Feminisme

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Senin, 03 Oktober 2011 | 03.54

dimuat di koran jakarta pada 2 Oktober 2011

Judul buku : Sosiologi Feminisme "konstruksi perempuan dalam industri media"
Penulis : Widjajanti M. Santoso
Penerbit : Lkis Yogyakarta
Cetakan : I: Juli 2011
Tebal : xxi 332 Halaman
Harga: Rp.70.000
Presensi: Abdul Aziz MMM

Maraknya tayangan sinetron di Indonesia yang syarat dengan hiburan media televisi, akhir-akhir ini menjadi tayangan yang banyak digemari kaum hawa. Sebagai tontonan hiburan tentu berbagai adegan telah dilakukan bahkan tak luput dari adegan kekerasan pun dilakukan sebagai bentuk profesionalitas artis dalam melakukan adegannya. Maka tidak ada salahnya jika itu dilakukan dalam dunia sinetron.

Namun, banyaknya tayangan sinetron di Indonesia yang memvisualisasi budaya kekerasan baik sebagai pelaku maupun korban ini akan mempengaruhi unsur pembentukan feminisme di Indonesia. Visualisasi perempuan sebagai pelaku kekerasan merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari perempuan korban kekerasan. Imbasnya, sinetron Indonesia tampak dipenuhi oleh berbagai macam adegan kekerasan. Representasi seperti ini patut diwaspadai oleh feminisme.

Kekerasan menjadi ekspresi yang digemari oleh masyarakat atau menjadi ikon yang beredar di masyarakat. Dari sisi perempuan, ikon tersebut merepresentasikan unsur-unsur misoginis. Artinya, perempuan yang divisualisasikan itu perempuan yang terstigmatisasi. Misalnya perempuan janda, perempuan yang tidak menikah, perempuan yang hidup bukan dengan anggota keluarganya, perempuan yang berselingkuh, dan sebagainya.

Stigma-stigma tersebut memperlihatkan bahwa perempuan cenderung bermasalah ketika dia merambah institusi pernikahan atau keluarga. Pada tahap selanjutnya, visualisasi tersebut tampak semakin runcing yang nyaris hanya menyisakan posisi problematikanya saja. sehingga apa yang direpresentasikan kemudian hanya berupa kriminalisasi tindakan perempuan.

Dengan adanya realita di atas, pemikiran feminis hadir untuk memberikan argumentasi dan menganalisis tentang media televisi melalui produksi sinetron. Media telah mencapai titik porsi yang tidak sedikit dalam pembentukan streotipe dan stigma bagi feminisme Indonesia. Sehingga, penulis buku ini Widjajanti M. Santoso menawarkan jalan yang sangat kreatif untuk membebaskan perempuan dalam identifikasi streotipe yang disebarluaskan dalam bentuk program dan ikon media.

Karena itu, Widjajanti mempunyai tiga pisau analisis dalam membaca sinetron. Pertama, ideologi metaphora. Pada ideologi ini, Widjajanti mengidentifikasi kuasa media dalam memperlakukan perempuan dalam konsep dikotomi, meliputi streotipe, stigma, dan identitas. Kedua, institusi, semisal kelas sosial dan rumah tangga. Ketiga, ideologi tindakan. Termasuk kekerasan, pelecehan seksual, pencemaran nama baik, romantisme hingga religiusitas.

Buku Sosiologi Feminisme "konstruksi perempuan dalam industri media" ini menggambarkan bagaimana relation of ruling bekerja di dunia sinetron dan industri televisi. Bentuk kekuasaan ini tidak mungkin dirasakan sebagai sebuah kekuasaan yang memaksa dan menindas, karena ia hadir dimasyarakat sebagai sesuatu yang membuat hidup terasa menyenangkan.

Buku ini menghadirkan suatu analisis yang mendalam tentang media televisi, melalui produksi sinetron, sebagai unsur yang cukup berperan di dalam konstruksi nilai-nilai feminitas yang dominan. Apa yang dikemukaan oleh penulis dalam buku ini, tentu saja sesuai dengan kecenderungan yang diperlihatkan oleh kalangan ilmuan sosial, yaitu bahwa nilai dianggap sebagai sesuatu yang berhubungan dengan kebudayaan atau secara lebih khusus dengan dunia simbolik dalam kebudayaan.


*) Sekjend Renaisant Institute Yogyakarta
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template