Dimuat di media koran Bhirawa. 02 Februari 2012
Judul : The True History Of Majapahit
Penulis : Gamal Komandoko
Penerbit : DIVA Press, Yogyakarta
Cetakan : I, 2011
Tebal : 434 halaman
Peresensi : Abdul Aziz
MMM
Jauh
sebelum Indonesia meniti kemerdekaan, pulau Jawa sebagai salah satu daerah di
kawasan Nusantara telah menunjukkan eksistensinya terlebih dahulu sebagai pulau
yang memiliki potensi mapan dalam konteks kesuburan alamnya, letak wilayah,
maupun kuantitas dan kualitas sumber daya manusianya.
Tak
pelak, pulau Jawa pun menjadi basis pusat perdagangan dan pertanian yang banyak
disinggahi saudagar-saudagar dari negeri seberang. Dalam konteks ini,
kerajaan-kerajaan Hindu-Budha Jawa (Singasari, Majapahit dll) memiliki pengaruh
dan andil yang cukup besar dalam proses pemantapan dan penataan kepulauan ini,
terlebih di daerah timur (Jawa Timur).
Bahkan,
di pulau ini pula rencana dan strategi penyatuan wilayah-wilayah Nusantara
berlangsung. Adapun pemerintahan terbesar dan terkuat yang pernah berdomisili
disini adalah Majapahit. Kerajaan yang didirikan R. Wijaya ini, merupakan
simbol kekuatan Pulau Jawa. Di masanya, Majapahit menjadi kerajaan adikuasa
yang menguasai Nusantara sekaligus sebagai pionir dari wilayah dan kerajaan
lain.
Penguasa
(raja) paling sukses mengantarkan Majapahit mencapai puncak kejayaannya adalah
Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada. Keduanya saling bahu membahu dan
bekerja sama membesarkan nama Majapahit dengan melakukan intrik-intrik dan
ekspansi kekuasaan. Hal inilah yang mendorong para sejarahwan, budayawan, atau
para peneliti melakukan observasi untuk mengetahui seluk beluk, misteri,
ataupun pesona kerajaan Hindu-Budha Jawa ini.
Saking
banyaknya para peneliti, keabsahan sejarah Majapahit pun banyak terjadi
kontroversi dan silang pendapat. Namun, mereka sepakat bahwa Majapahit adalah
satu-satunya kerajaan di Indonesia (Jawa) yang berhasil mempionir dan
menyatukan Nusantara ke dalam satu pemerintahan. Berbagai peninggalan
sejarah seperti candi, prasasti, maupun situs-situs lainnya yang sampai sekarang
masih ada dan menjadi bukti akan keagungan kerajaan Majapahit.
Sebagai
kerajaan adikuasa, ternyata tidak serta merta membuat Majaphit lupa diri.
Majapahit tetap konsisten melakukan kunjungan-kunjungan ke berbagai daerah
bawahannya. Kesejahteraan, keadilan, dan keamanan wilayah selalu diperhatikan.
Tindakan positif ini lah yang membuat para daerah bawahan semakin menaruh
kepercayaan bahwa Majapahit adalah sosok pemimpin yang bertanggung jawab.
Di
samping itu, penduduk Majapahit juga taat menjalankan perintah agama
(Hindu-Budha), seperti yang diulas dalam novel ini. Baginya, agama merupakan simbol kekuatan tak tertandingi yang
akan membawa umat manusia menuju kesempurnaan hidup (berlebur dengan tuhan).
Semisal, di masa Hayam Wuruk. Perbaikan candi dan prasasti sering dilakukan
sebagai tanda taat dan patuhnya kepada sang hiyang, juga sebagai sarana
mengenang arwah leluhur yang telah berkorban banyak demi keagungan Majapahit.
Hayam Wuruk sangat menjunjung tinggi adat dan nilai agama Hindu.
Pasca
keruntuhan Majapahit yang digantikan dengan kerajaan Demak, Islam mulai tumbuh
dan berkembang di Jawa. Namun, berkembangnya Islam Demak ternyata tak
sedikitpun menyurutkan keagungan nama Majapahit. Bahkan, kerajaan Islam Demak
malah mengakui dan menjadikan sistem pemerintahan Majapahit sebagai contoh atau
referensi dalam malancarkan strategi kerajaan. Demak menganggap Majapahit
sebagai kerajaan pendahulunya (nenek moyang) yang patut dijadikan panutan,
meski telah berbeda kepercayaan agama.
Begitupun
kerajaan Pajang dan Mataram Islam. Mereka menjadikan Majapahit sebagai simbol
motivasi dalam melakukan ekspansi kekuasaan. Jika ditanya, mereka dengan
lantang dan penuh percaya diri menyatakan bahwa ia adalah keturunan Majapahit.
Sebagai contoh, pasca runtuhnya Majapahit, pusaka-pusaka keraton Majapahit
dipindahkan ke Demak, Pajang, lalu ke Mataram Islam. Hal ini sebagai tanda
bahwa mereka mengharapkan kerajaannya berkekuatan sebesar kekuasaan Majapahit
tempo dulu yang mampu menyatukan Nusantara.
Novel ini memotret realitas sejarah lahirnya kerajaan
Majapahit, hingga akhirnya menjadi penguasa Nusantara. Dengan bahasanya yang lugas dan cermat, karya ini sangat tajam
dan berakurasi tinggi dalam sentuhan kisah yang mendebarkan sekaligus
menitiskan hikmah-hikmah kearifan mengarungi sejarah kehiduban Majapahit. Novel ini menuturkan sepak terjang
orang-orang yang menjadi penyibak lahirnya sebuah kerajaan agung maha kaya nan
adigdaya bernama Majapahit.
*)Peresensi:
Abdul Aziz MMM
Pengelola Renaisant Institute Tinggal di Yogyakarta
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !