Dilansir di Media HARIAN NASIONAL 23 mARET 2014
Judul : The Lost Story of Ka’bah; Fakta-fakta Mencengangkan
Seputar Baitullah.
Penulis :
Irfan L. Sarhindi
Penerbit : Qultum Media
Tahun :
I, Desember 2013
Tebal :
Xii 324 Halaman
Peresensi : Fatmawati Aziz
Ka’bah merupakan rumah ibadah tertua di dunia. Ka’bah menyimpan cerita dan fakta menarik untuk selalu dikaji. Tidak hanya sebagai kiblat sholat umat Islam. Ka’bah juga sebagai pusat peribadatan kaum jahiliyah sebelum diutusnya Nabi Muhammmad SAW.
Sebagai bangunan tertua di dunia, banyak ilmuan mengulas sejarah Ka’bah
dari masa ke masa. Muhammad bin Abdullah al-Kusa’I misalnya berpendapat mula-mula
Allah menciptakan Ka’bah di atas air setelah Allah menciptakan Lauh Mahfudz dan
Pena, baru kemudian jarak 1000 tahun lamanya Allah menciptakan langit lalu
bumi. Pendapat ini didukung oleh Dr. Ilyas Muhammad Abdul Ghani yang menyatakan
bahwa Ka’bah dimuka bumi ini konon sama persis dengan Ka’bah di Baitul Ma’mur. Hal
ini mengindikasikan Ka’bah pertama dibangun di langit yang letaknya tepat
dibawah ‘Arsy. Kemudian muncul spekulasi bangunan Ka’bah dibumi juga tepat
berada di bawah Baitul Ma’mur dan ‘Arsy.
Berpijak dari pendapat di atas, muncul pertanyaan, siapakah orang pertama
yang membangun Ka’bah di Mekah
al-Mukaromah yang setiap hari dikunjungi umat muslim dari penjuru dunia?. Tidak
mudah untuk menjawabnya, berbagai argumen diajukan. Misalnya Prof. Dr. Ali Husni Al-Kharbuthli menceritakan panjang
lebar tentang pembangunan Ka’bah di bumi. Menurutnya, pembangunan Ka’bah dilatar
belakangi oleh sesaknya Baitul Ma’mur di langit yang dipenuhi para malaikat
yang sedang thawaf, saking sesaknya para malaikat hanya mempunyai satu
kesempatan thawaf dalam seumur hidup. Karena itu, Allah memerintahkan malaikat membangun
Ka’bah di bumi yang sama persis dengan Ka’bah di Baitul Ma’mur tepat
dibawahnya. Itulah sebabnya ketika Nabi Adam AS melakukan haji di Ka’bah,
malaikat berkata “Semoga hajimu mabrur wahai Adam. Kami telah melakukannya
2000 tahun sebelum engkau diciptakan.”
Bersebrangan
dengan pendapat diatas, Ibnu Luhay’ah, Qutaydah, dan Al-Umary menyatakan bahwa
Nabi Adam lah yang mula-mula diberi mandat membangun Ka’bah di bumi. Ka’bah
sempat hilang, secara metafisik diangkat kelangit ketika bencana banjir melanda
pada masa Nabi Nuh, lalu Nabi Ibrahim membangun kembali diatas pondasi Ka’bah
sebelumnya yang pernah dibangun Nabi Adam. Namun demikian pendapat ini disangkal
oleh KH. Drs. Muchtar Adam, beliau menegaskan Nabi Ibrahim adalah orang pertama
yang mendirikan Ka’bah. pendapat ini
didasarkan atas informasi pembangunan Ka’bah yang terekam secara detail di
dalam al-Qur’an. Beliau juga mengungkapkan dua sahabat terkemuka yaitu Ali bin
Abi Thalib dan Ibnu Abbas setuju dengan pendapat ini.
Irfan L.
Sarhindi, penulis buku ini mencoba berdamai dengan perselisihan kapan dan oleh siapa
tepatnya Ka’bah dibangun. Dia tidak memperkuat satu pendapat untuk melemahkan
pendapat lain, akan tetapi Irfan mencoba membuka tabir lebih dalam tentang
Ka’bah. Tidak hanya berkutat mengulas sejarah berdirinya Ka’bah akan tetapi
lebih dari itu. Ia menyadarkan kita
apakah benar Ka’bah yang sekarang bisa kita lihat sama persis dengan dahulu,
atau sudah mengalami renovasi dan pemugaran sehingga jauh dari asalnya.
Fakta
mencengangkan juga dituangkan dalam buku ini, bahwa Hajar Aswad pernah dirampok
para pengikut Qaramithah dari Bahrain dan hilang selama dua dekade lebih. Bagaimana
bisa batu yang sangat penting dalam ritual Haji dan Umrah hilang dicuri. Begitupun
juga warna Kiswah yang berganti-ganti sesuai kehendak khalifah yang berkuasa. Padahal
warna Kiswah pada masa Rasulullah SAW berwarna putih, tidak menggunakan sutra
dan tidak disulam menggunakan benang emas yang kita kenal sekarang. Bahkan
harga Kiswah yang kita lihat sekarang ini yang banyak diburu kaum muslim setiap tahunnya harganya
mencapai 50 milyar.
Buku ini
memberi banyak informasi tersembunyi tentang Ka’bah, sudah selayaknya bagi kita
terutama kaum muslim mencermati cerita dan fakta Ka’bah lebih dari sekedar
mengetahui Ka’bah sebagai kiblat sholat dan pusat thawaf, karena Ka’bah adalah
salah satu komponen penting dalam beribadah yang disyari’atkan agama.
Peresensi : Fatmawati Aziz
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !