Dimuat di LAMPUNG POST, Minggu 30 Maret 2014
Judul buku : Dari Gestapu Ke Reformasi
Penulis :
Salim Said
Penerbit:
Mizan
Cetakan : Januari 2014
Tebal:
587 hlm
Peresensi: Abdul Aziz Musaihi MM, S.H.I
Buku ini
merupakan kesakisan Salim Said sebagai pengamat militer. Salim Said merajut
kembali serangkaian kesaksian penting yang dialaminya dalam pergulatan politik dan kekuasaan di negeri ini dari Orde Lama hingga Era Reformasi. Salim Said ini mengamati
dari dekat sekali, bahkan terlibat di dalamnya, dimulai ketika ia menjadi
wartawan muda berusia 20 tahun.
Melalui buku
setebal 587 halaman ini, Salim Sahid menceritakan hal-hal yang belum pernah
terungkap di ranah publik. Dia hadir di lingkar pertama kalangan militer,
kesempatan yang sedikit dari wartawan yang bisa memperolehnya. Dia menyaksikan
dari dekat gejolak yang pernah ada di negeri ini, mulai dari G 30 S/PKI,
operasi RPKAD saat Gastapu, Jatuhnya Bapak Sukarno dan perannya dalam G 30 S/PKI,
Berkuasanya Bapak Sueharto dan kejatuhannya, hingga lahirnya Era Reformasi.
Salim Said yang
tak ingin memanjakan pembaca hanya pada kesaksian subyektifnya semata. Dia juga
mewawancarai pelaku sejarah seperti Brigjen TNI (Purn.) Safroedin Bahar yang pernah
menjadi hakim militer di Mahkamah Militer Kodam III/17 Agustus di Sumatra
Barat, untuk mengisahkan proses pemeriksaan terhadap jaringan Biro Khusus PKI
di wilayah Sumatra Barat (hal. 74-75).
Pada “Kisah Tragis
Tiga King Maker” (hal. 247-260), puntiran nasib tiga tokoh militer Ahmad Kemal
Idris, Hartono Rekso Dharsono, dan Sarwo Edhie Wibowo, yang memuluskan jalan
Pangkostrad Soeharto naik ke panggung kekuasaan. Namun berakhir menyedihkan
bagi ketiganya yang terpental dari poros inti kekuasaan Orde Baru setelah
Soeharto menjadi Presiden. Pembaca bisa melihat lebih jelas bagaimana
rekonstruksi sebuah kekuasaan lahir, tumbuh besar, sebelum menjadi liar, tak
terkontrol, dan mengorbankan para pengusungnya sendiri.
Meski lebih dari
separuh isi buku ini berkisah tentang dunia militer, hal yang juga mendongkrak
reputasi Salim sebagai pengamat militer adalah kesaksiannya tentang dua
jurnalis kawakan Mochtar Lubis dan Rosihan Anwar (hal 405-428) yang tak kalah
mengesankan. Selain memaparkan keunggulan Mochtar dan Rosihan, perbandingan
antara keduanya pun dilakukan Salim berdasarkan pengalaman pribadinya dengan
kedua legenda pewarta itu, sembari tak lupa menyodorkan sisi-sisi manusiawi
keduanya sebagai manusia yang bisa dianggap sebagai kelemahan.
kesaksian Salim Said
di dunia militer dikupas dalam buku ini lewat narasi demi narasi. Mengharukan
sekali bagaimana sosok yang syahdan pernah begitu memengaruhi
keputusan-keputusan politik Soeharto, sebelum akhirnya juga terputus dari
lingkar kekuasaan. Salim Said telah memberikan pemahaman baru tentang
perjalanan sejarah Indonesia, khususnya menjelang pemberontakan PKI dan
perjalanan bangsa Indonesia semasa Orde Baru.
Buku ini tak
sekedar bernostalgia soal masa lalu, tetapi juga mengamati sisi manusia dari
para pelaku sejarah di negeri ini. Salim Said menyaksikan bagaimana reaksi
manusiawi dari para jenderal yang terlibat dalam pusaran kekuasaan dan akhirnya
disingkirkan seperti Ali Murtopo, Sumitro, hingga sang Raja Intel L.B.
Moerdani. Mantan duta besar Ceko ini berperan besar sebagai pengusung ide
lahirnya Bintang Lima yang disematkan kepada
Soeharto, A.H. Nasution dan Sudirman.
Salim Said
menghadirkan kepada bangsa ini sebuah kepingan sejarah penting dari pelaku dan
pengamat dari tiga zaman yang tersisa sedikit saat ini. Serangkaian kesaksian
yang tidak mengubur fakta dan pernyataan, tetapi mengingatkan kembali kepada
setiap anak bangsa betapa terjalnya perjalanan bangsa ini demi menjadi sebuah
Negara Demokrasi.
Melalui
sepasang mata dan coretan kertas merekam semua hal itu untuk menyingkap tabir
yang tersirat dan gamblang, baik ataupun buruk. Semua itu untuk memaparkan
sejarah sebuah bangsa sebagai jati diri bangsa itu sendiri. Kejayaan,
kemunduran, dan tragedi adalah warna-warni hidup yang membentuk guratan usia
sebuah bangsa. Dan melalui buku ini Beliau merekam perjalanan sejarah dengan
begitu detail, hidup dan dramatis.
*)Peresensi: Abdul Aziz Musaihi M.M, S.H.I
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !