Sang Juru Damai Perang Salib - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Sang Juru Damai Perang Salib

Sang Juru Damai Perang Salib

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Minggu, 02 Maret 2014 | 04.37

Dilansir di Media KORAN RIAU POS 2 Maret 2014

Judul buku : Santo dan Sultan
Penulis        : Paul Moses
Penerbit      : Alvabet
Cetakan      : Desember 2013
Tebal           : 409 hlm
Peresensi: Abdul Aziz Musaihi M.M, S.H.I


Pada tahun 1219, ketika perang salib kelima berlangsung, Fransiskus dari Assisi menyeberangi garis pasukan Muslim untuk menemui Sultan Malik al-Kamil di kampnya di tepi sungai Nil. Fransiskus sudah mendambakan pertemuannya dengan  seorang pemimpin Islam itu kurang lebih lamanya tujuh tahun dan menempuh perjalanan yang sangat berbahaya.

Pemimpin pasukan Kristen, Kardinal Pelagius sendiri telah memperingatkan biarawan dari Assisi tersebut bahwa melintasi medan pertempuran antara dua pasukan guna menemui Sultan Malik al-Kamil sama halnya dengan bunuh diri di medan musuh. Selain itu, Fransiskus juga diberi tahu Kardinal bahwa sang Sultan seorang tiran kejam yang mungkin akan menyiksa dan menghukum mati jika dia dicurigai sebagai mata-mata.
 
Fransiskus yang tidak asing lagi dengan kekejaman kemanusiaan dalam peperangan, tahu betul akan penyiksaan dan hukuman mati yang dilakukan sang Sultan pada dirinya. Namun, Fransiskus bersi kukuh untuk tetap menemui sang Sultan dan tidak akan gentar dengan peringatan Kardinal.

Sesampainya Fransiskus di perkemahan Pasukan Muslim, ia ditangkap dan diperlakukan dengan kasar oleh pasukan Muslim, kemudian Fransiskus dihadirkan di hadapan Sultan. Cukup mengherankan bagi sang Sultan, bahwa orang Kristen tanpa senjata ini berani memasuki kamp pasukan Muslim yang menjadi musuh bebuyutannya.

Sang Sultan pun mengira bahwa barangkali orang Frank, sebutan orang Islam terhadap tentara Salib, mengirim dia ke kampnya untuk membawa balasan surat terbarunya kepada Sultan. Namun faktanya tidak demikian, kedatangan Fransiskus ke kampnya cukup mengejutkan Sultan, bahwa ia bertemu dengan Sultan justru ingin menawarkan perdamaian. Sebuah pertemuan yang memunculkan gagasan revolusioner di kalangan umat Kristen.

Sejalan dengan sang Sultan yang sangat menginginkan adanya kesepakatan yang akan mengakhiri pengepungan pasukan Kristen terhadap Damietta sebuah kota di muara sungai Nil. Di tengah peperangan, Santo Fransiskus dan sultan Malik al-Kamil menemukan landasan bersama dalam pertemuan mereka pada tahun 1219 di luar kota Damietta Mesir yang sedang terkepung.

Pada saat itu, perang salib telah berkecamuk selama lebih dari satu abad. Pasukan Kristen merebut Yerusalem dari pasukan Muslim pada 1099, tetapi mengalami pukulan telak ketika pejuang hebat Salahudin mengambil alih kembali kota suci itu delapan puluh delapan tahun kemudian. Dalam dekade berikutnya, paus demi paus meluncurkan satu per satu upaya militer yang gagal untuk merebut kembali wilayah di tanah suci tersebut. Perang antar agama pun terus berlangsung selama berabad-abad saat pasukan Kristen berjuang melawan pasukan Islam di Eropa.

Inilah kisah tentang bagaimana seorang biarawan berusaha dengan caranya sendiri untuk menghentikan siklus kekerasan perang salib. Sultan yang tak lain keponakan Salahudin, jelas kagum dengan biarawan kharismatik ini yang berani menyeberang ke perkemahannya. Fransiskus salah satu Santo Kristen terbesar tergugah oleh pengalaman tersebut dan menjadi sangat terkesan dengan spiritualitas Islam. Dengan sebuah pertemuan yang revolusioner pada masanya, dia mendesak agar para brudernya hidup damai di tengah umat Islam. Pertemuan kedua kesatria ini sebagai cikal bakal dialog perdamaian antara umat Kristen dan umat Islam.

Melalui buku ini, Paul Moses akan mengungkap informasi yang tidak banyak diketahui perihal diplomasi damai antara sang Santo dan sang Sultan. Paul Moses yang juga seorang jurnalis dengan gaya bahasa khas redaksi, mengatakan bahwa kisah kebenaran tentang pertemuan Fransiskus dengan Sultan dalam perang salib telah lama ditutup-tutupi dalam sejarah. 

Hal ini disebabkan Biografi-biografi penting mengenai Fransiskus ditulis di bawah pengaruh para paus abad pertengahan. Para penulis biografi Fransiskus tidak bisa mencatatkan cerita yang sebenarnya yang terjadi di Damietta. Mereka menganggap bahwa Fransiskus bertentangan dengan perang salib yang menjalankan sebuah misi perdamaian. 

Masalah utama yang dihadapi dalam upaya untuk memulihkan Fransiskus yang sesuai sejarah adalah bahwa dokumen-dokumen abad pertengahan ini, betapapun rinci dan informasinya tidak bisa dipercaya begitu saja sebagai nilai sejarah. Tujuan penulisan dokumen-dokumen tersebut hanya menggambarkan kesucian Fransiskus, bukan untuk memberikan sejarah nyata akan kehidupannya. Bagi Paul Moses, hal itu perlu adanya usaha untuk mendekati materi-materi tentang Fransiskus dengan cara-cara orang jurnalis investigasi, yaitu mencari agenda-agenda tertentu.

Di sinilah Paul Moses menelusuri kisah nyata Fransiskus dengan menyatukan bukti-bikti lain dari kehidupan awal sang Santo. Kebenaran tentang pengabdian Fransiskus terhadap perdamaian yang samar-samar terlihat dalam sebuah catatan awal kehidupan sang Santo yang disembunyikan dalam sebuah biografi yang ditulis oleh seorang teolog besar abad pertengahan. 

Selama bertahun-tahun, cerita Fransiskus hanya samar-samar terdengar. Buku ini akan mengungkap informasi pertemuan sang Santo Fransiskus dengan sang Sultan al-Kamil yang tersembunyi dibalik perang salib dalam perjalanan santo menemui Sultan untuk menawarkan perdamaian anatara umat Kristen dan Islam.

*)Peresensi: Abdul Aziz Musaihi M.M, S.H.I
Penikmat Buku dan Pustakawan Mandiri
 
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template