Dilansir di WASATHON 3 Maret 2014
Judul Buku :
Kejayaan Sang Khalifah Harun Ar-Rasyid
Penulis :
Benson Bobrick
Penerbit :
Pustaka Alvabet
Cetakan :
I, Maret 2013
Tebal :
416 Halaman
ISBN :
978-602-9193-30-5
Peresensi :
Fatmawati Ningsih S.Th.
IIbnu Khaldun di dalam bukunya yang berjudul “Mukadimah” melukiskan
perumpamaan suatu negara atau kekuasaan
layaknya manusia. Ia lahir, tumbuh dan berkembang, jaya, tua lalu mati. Begitu
pula negara atau kekuasaan, ia mengalami fase seperti manusia.
Islam lahir dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Kekuasaan Islam
mengalami masa tumbuh dan berkembang pada masa Khulafa’ur Rasyidin, yang
dikenal dengan khalifah empat. Abu Bakar, Umar Ibn Khattab, Usman Ibn ‘Affan,
dan Ali Ibn Abi Thalib.
Setelah khalifah Ali Ibn Abi Thalib, tambuk kekuasaan Islam
berganti dari khalifah menuju dinastiyah. Dinasti Islam pertama adalah Umayyah.
Empat belas khalifah Umayyah memerintah secara bergilir dan menguasai Islam
selama seratus tahun. Syiria menjadi pusat gravitasi kerajaan dengan Damaskus
sebagai Ibukota.
Babak baru dimulai ketika dinasti Umayah runtuh karena
pemberontakan dimana-mana menentang kebijakan pemerintah. Para pemberontak
bergabung dengan kaum Abbasiyah, keturunan Abbas seorang paman Nabi yang
menentang rezim Umayah.
Abu al-Abbas mengawali pemerintahannya sebagai khalifah pertama
dinasti Abbasiyah. Abbasiyah terus bertahan melalui tiga puluh tujuh khalifah
selama masa lima ratus tahun kekuasaannya. Sebagaimana dinasti sebelumnya,
dinasti Abbasiyah memusatkan pemerintahan pada satu kota. Baghdad dipilih sebagai
Ibukota oleh khalifah kedua yang menggantikan Abu al-Abbas, yaitu khalifah Abu
Ja’far Abdullah al-Mansur.
Baghdad terpilih karena letak geografisnya yang sangat strategis.
Kawasan ini cocok untuk pertanian yang berganti-ganti musim, pusat perdagangan
potensial dan akses yang mudah ke Teluk Persia dan ke berbagai komoditas dari
Cina dan Byzantium lewat jalur laut. Kota ini kelak sebagai kiblat peradaban
Islam pada masa kejayaan dan keemasan di bawah khalifah Harun a-Rasyid, cucu
khalifah al-Manshur.
Harun ar-Rasyid menduduki tahta khalifah setelah menggantikan Hadi,
saudara laki-lakinya. Diangkatnya khalifah Harun bukan tanpa polemik. Kisah
tragis dimulai tatkala Ayahanda Mahdi menetapkan Hadi, anak sulungnya sebagai
pewaris kekuasaan.
Hadi yang sudah lama digadang-gadang sebagai penerus khalifah Mahdi
ternyata karirnya tak secemerlang saudaranya Harun. Hadi tidak pernah melakukan
hal istemewa, dan malah menggagalkan ekspedisi untuk menenangkan gejolak di
provinsi Jurjan, sebelah tenggara Laut Kaspia.
Berbeda dengan Hadi, Harun yang usianya belum genap dua puluh tahun
berhasil merebut benteng Samalu, benteng Magida di Gerbang Cicilia bahkan
sampai ke Konstantinopel. Ekspedisi Harun terhadap Byzantium menaikkan kekuatan
politiknya dan mendapat gelar “ar-Rasyid”.
Meskipun Mahdi telah mengangkat putra pertamanya, Hadi sebagai
khalifah, keraguan mulai menyergap pikirannya. Suatu malam Mahdi bermimpi, ia
memberi masing-masing putranya cabang pohon. Milik Hadi hanya tumbuh sedikit
daun pada batangnya, sedang milik Harun sangat lebat daunnya. Mahdi menafsirkan
mimpinya, yang berati kekuasaan Hadi akan berlangsung singkat, dan kekuasaan
Harun akan berkembang, bertahan lama.
Mimpi itu pun terjadi. Setelah Hadi meninggal dunia, Harun segera
dinobatkan ibunya, Khaizuran sebagai khalifah. Malam penobatan itu menjadi
saksi malam takdir. Pada saat bersamaan, malam menyaksikan kematian khalifah
Mahdi, penobatan khalifah Harun dan lahirnya putra Harun dari selir Marajil
keturunan Persia, yang diberi nama Abdullah, kelak menjadi khalifah Ma’mun yang
agung.
Di bawah kekuasaan Harun ar-Rasyid, Baghdad berkembang menjadi
pusat perdagangan besar yang menghubungkan Asia dan Mediterania. Baghdad bahkan
melebihi Konstantinopel dalam kemakmuran dan kejayaan. Jauh di masa kejayaan
Baghdad, London dan Paris masih merupakan kota kecil yang kumuh dan kotor.
Di sektor perekonomian, Baghdad menguasai komoditas sutra. Harun
bekerjasama dengan Cina dalam ekspor sutra dan kertas. Beberapa industri besar
seperti pembuatan kapal, pabrik senjata, tekstil dimonopoli oleh negara. Namun
industri rumahan juga berkembang, termasuk kerajinan besi, kaca, keramik, kulit
dal lain-lain.
Usaha perdagangan pada akhirnya mendorong berkembangnya perbankan.
Fluktuasi yang kerap terjadi pada nilai koin membuat penukaran uang menjadi
sangat penting dimana terjadi transaksi.
Setelah produksi kertas
diperkenalkan oleh para pengrajin dari Cina, minat terhadap usaha intelektual
pun meningkat. Karya terjemahan melimpah dan sangat terorganisir, sehingga
studi dan penerjemahan karya-karya Yunani terbuka lebar.
Seiring beradunya pengetahuan asing, orang Islam berusaha
mengharmonisasikan dengan keimanan. Astronomi dianggap sebagai ilmu agama
karena ilmu ini juga digunakan untuk mengetahui arah kiblat.
Buku Kejayaan Sang Khalifah Harun ar-Rasyid karya Benson
Bobrick mengupas tuntas zaman gemilang Islam lengkap dengan pergolakan
politiknya secara berimbang. Penulis tidak semata menampilkan sosok Harun
ar-Rasyid sebagai khalifah yang berkepribadian menarik, tapi juga
memperkenalkan orang-orang kepercayaan Harun yang ikut memajukan Islam.
Benson Bobrick juga menulis situasi menegangkan peralihan kekuasaan
dari Harun ar-Rasyid kepada putra-putranya. Buku ini sangat lengkap untuk
mengetahui secara menyeluruh apa saja yang terjadi saat Islam mencapai puncak
kejayaan dan keemasannya.
Resensi
oleh Fatmawati Ningsih S.Th.I
Penulis
Lepas, Alumnus IAIN Walisongo Semarang Konsentrasi Tafsir Hadis
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !