Dilansir di Media ERAMADINA 10 Februari 2014
Judul Buku : Babad Tanah Jawi; Terlengkap dan Terasli
Penulis : Soedjipto Abimayu
Penerbit : Laksana
Cetakan : I, 2013
Harga : Rp. 100.000
Peresensi : Abdul Aziz Musaihi M.M, S.H.I
Jawa
merupakan sebuah pulau yang menjadi titik sentral Nusantara (Indonesia).
Dikatakan demikian, sebab di pulau inilah terdapat ibu kota Negara Indonesia
(Jakarta). Di pulau ini pulalah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan.
Meskipun pulau jawa tidak sebesar pulau- pulau di luar jawa seperti Kalimantan,
sumatera, atau lainnya, namun pulau ini dapat dikatakan menjadi pusat
kebudayaan Nusantara. Bahkan, pulau Jawa menjadi tempat penyebar Islam terbesar
hingga munculnya kerajaan Islam pertama, yakni kerajaan Demak.
Sangat
menarik apabila kita mengetahui dan menelusuri lahirnya Jawa. Pulau Jawa bisa
menjadi pusat peradaban dan kebudayaan nusantara, tentu melalui proses sejarah
yang sangat panjang dan berliku. Tidak serta merta menjadi besar seperti
sekarang, melainkan melalui banyaknya rentetan peristiwa sejarah yang terjadi
di pulau jawa hingga mencapai klimaksnya menjadi sebuah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Hadirnya
buku ini adalah dalam rangka memberikan informasi rekontruksi sejarah pulau
Jawa dan berbagai peristiwa penting yang terjadi di Jawa. Umumnya, buku yang membahas
tentang sejarah pulau Jawa disebut Babad Tanah Jawi. Ketika kita mendengar
istilah tersebut, maka yang terbesit dalam benak kita, pasti langsung tertuju
pada sebuah kitab karangan pujangga pada zaman dahulu.
Dimana
di dalamnya banyak mengisahkan tentang silsilah raja-raja Jawa dan berbagai
peristiwa penting yang terjadi di masa silam. Dan faktanya, memang sejarah
pulau Jawa lengkap dengan silsilah raja-raja jawa serta peristiwa-peristiwa
penting disekitarnya.
Meskipun
demikian, siapapun yang tertarik untuk memahami babad tanah jawi harus bekerja
keras menafsirkan setiap data yang dituliskan. Mengapa? Sebab, seperti babad
lainnya, selain menggunakan bahasa Jawa kuno, juga mengandung cukup banyak
mitos.
Tak
dapat dipungkiri, bahwa babad tanah jawi adalah sebagai sumber sejarah dan menjadi salah satu babon (buku besar) sejarah
pulau jawa. Namun, menyadari kentalnya campuran mitos atau bahkan pengkultusan,
banyak dari para ahli sejarah mendasarkan penelitiannya dengan menggunakan
pendekatan kritis. (hlm. 18)
Banyaknya
campuran mitos dalam babad tanah jawi telah menyedot perhatian banyak ahli
sejarah. Misalnya H.J. de Graaf, menurutnya sesuatu yang tertulis dalam babad
tanah jawi dapat dipercaya, khususnya cerita tentang peristiwa tahun 1600
sampai pada abad ke-18. Namun, untuk cerita selepas era itu, de Graaf tidak
berani menyebutnya sebagai data sejarah karena terlalu sarat campuan mitologi,
kosmologi dan dongeng. (hlm. 35)
Lain
halnya dengan Meinsma, seorang ahli sejarah peminat babad tanah jawi. Ia justru
menerbitkan karyanya dalam bentuk prosa. Meinsma mendasarkan karyanya pada
babad yang ditulis oleh Carik Braja. Karya Meinsma inilah yang banyak beredar
hingga kini yang telah diterbitkan berpuluh-puluh jilid babad tanah jawi dalam
bentuk aslinya. Dikatakann asli karena babad tersebut dalam bentuk tembang dan
tulisan jawa. (hlm. 38)
Melihat
fakta tersebut, dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan babad adalah cerita
rekaan (fiksi) yang didasarkan pada peristiwa sejarah, penulisannya biasanya
dalam bentuk macapat (tembang atau puisi). Meskipun syarat dengan peristiwa
sejarah, namun sifatnya yang fiksi menempatkan babad tanah jawi sebagai
referensi sejarah imajinatif. Babad memiliki sifat religio-magis dan pekat
dengan imajinasi. Sifat itu membuat ahli sejarah berada dalam keraguan untuk
memakai buku induk (babon) sejarah Jawa ini sebagai sumber sejarah yang shahih.
Buku “Babad
Tanah Jawi; Terlengkap dan Terasli” karya Soedjipto Abimanyu ini berbeda
dengan buku babad lainnya. Jika selama ini babad identik dengan kisah yang
sarat mitos dan dongeng, buku ini memberikan pencerahan yang berbasis keilmuan.
Buku
ini mampu menghadirkan metode yang berbeda dengan buku-buku babad tanah jawi
lainnya, seperti karya Carik Braja, Adilangu II, maupun W.A. Olthof, yang
berbentuk cerita fiksi sejarah. Semua bagian dalam buku ini bersandar pada
prinsip-prinsip penelitian ilmiah, dengan harapan akan mampu memberikan
cakrawala pengetahuan yang lebih argumentatif dan bisa dipertanggungjawabkan.
Karya
Abimanyu ini, jelas memberikan sumbangan tersendiri bagi penikmat sejarah,
terutama yang ingin tahu kejayaan peradaban nusantara di masa silam. Menariknya
penulis ini mampu mnyajikan kajian menyeluruh tentang babad tanah jawi dari
silsilah raja-raja jawa sampai ke Nabi Adam. Serta meneliti tentang candi-candi
peninggalan kerajaan jawa kuno yang tersebar diseluruh tanah jawa.
Kelengkapan
dan kekayaan data dalam buku ini didukung oleh sumber-sumber orisinil dan
ilmiah (bukan fiksi sejarah) yang secara umum telah diakui kebenarannya.
Sehingga buku ini niscaya akan sangat berguna untuk melengkapi
penelitian-penelitian sebelumnya yang telah ada. Dan karenanya pantas disebut
sebagai babon babad tanah jawi terlengkap.
*)Peresensi:
Abdul Aziz Musaihi M.M, S.H.I
Penikmat
Buku dan Pustakawan
Mandiri
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !