Berani Mewujudkan Mimpi - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Berani Mewujudkan Mimpi

Berani Mewujudkan Mimpi

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Kamis, 20 November 2014 | 02.10



Dilansir di Kabar Madura 20 November 2014

Judul : Berani Bermimpi
Penulis : Elie Mulyadi
Penerbit : Mizania; PT Mizan Pustaka
Cetakan : I, 2014
Tebal : 123 Halaman
ISBN : 978-602-9255-86-7

Peresensi : Fatmawati Ningsih S.Th.I

Setiap orang tentu punya mimpi, impian atau angan-angan selalu merujuk pada masa depan. Ini mengindikasikan seseorang masih berkeinginan untuk maju dan lebih baik dari sebelumnya.

Berbeda dengan orang yang tidak berani bermimpi, dia tidak punya harapan bahkan angan-angan sesuatu dalam hidupnya. Biasanya orang seperti ini selalu membicarakan masa lalu dan tidak peduli planing esok hari, lusa atau satu tahun akan datang.

            Meskipun seorang pemimpi lebih baik dari pada penakut mimpi, namun kebanyakan kita tidak berani mewujudkan mimpi itu. Berjuta-juta alasan menahan langkah kita. Ketika hati rindu akan perubahan, pada saat bersamaan kita dikepung berbagai perasaan. Rasa takut, malas, bimbang mengalahkan semangat menggapai mimpi.

Sebuah impian hanya menjadi angan-angan melambung bersama waktu. Tak jarang di antara kita sangat bersemangat membicarakan planing masa depan, berapi-api menggambar skema impian tapi kandas di tengah jalan sebab pikiran-pikiran negatif yang selalu meragukan kemampuan diri sendiri. 

Elie Mulyadi, penulis buku ini medefinisikan impian sebagai bukti kita tidak hanya hidup untuk saat ini, tetapi juga untuk esok hari. Hari esok yang dimaksud tentu masa depan yang lebih abadi, yaitu di akhirat nanti. (Halaman 19)

Berani bermimpi saja tidak cukup, setidaknya ada tiga unsur yang harus dipenuhi. Pertama, niat. Ketika menetapkan impian, hal pertama yang harus diluruskan adalah niat yang benar. Mungkin kita bertanya-tanya “Sudah berusaha sekuat tenaga tapi kok belum terwujud juga?”. Jawabannya bermacam-macam, bisa jadi belum waktunya atau niat kita belum sempurna. (Halaman 20)

 Ada seorang penulis novel trilogi yang bukunya laris manis di pasaran. Salah satunya telah difilmkan dan menghasilkan royalti. Bahkan dia bisa jalan-jalan ke Amerika untuk membedah buku dan memutar film di sana. Ketika Elie Mulyadi ingin seperti dia, penulis tersebut menyarankan agar memperbaiki niat dulu. Dia bilang “Tujuan awal saya menulis buku ini bukan untuk memperkaya diri. Tapi supaya saya bisa berbagi inspirasi agar anak bangsa berani bermimpi”. (Halaman 21)

Kedua, Tujuan. Impian yang kita tetapkan di dunia bukan untuk mengejar kekayaan, popularitas, atau jabatan semata, tetapi untuk memaksimalkan potensi dan membantu sesama. Ketiga, mewujudkan impian. Berani bermimpi saja tidak cukup. Kita harus berani mewujudkannya. Setiap niat yang baik akan dibukakan jalan oleh Allah, dan setiap usaha akan selalu diberi balasan yang setimpal. Allah tidak akan merugikan kita sedikitpun. Jangankan meminta, hal yang tidak kita minta pun Allah dengan murah hati memberikannya.

Buku Berani Bermimpi karya Elie Mulyadi ini merupakan kumpulan beberapa cerita pemimpi yang berani mewujudkan impiannya. Salah satu kisah inspiratif datang dari Said, anak kampung yatim piatu yang hidup pas-pasan bersama ibu tirinya.

Satu-satunya mimpi Said waktu Sekolah Dasar adalah memperpanjang namanya agar tidak terlalu singkat. Akhirnya ia mengubah namanya dan tertera di ijazah SD Said Djamaludin. Nama tersebut diambil dari tokoh Islam Jamaludin al-Afghani.   

            Said saat itu belum mengenal sosok Jamaludin al-Afghani. Seiring berjalannya waktu, Said menemukan Jamaludin al-Afghani dari buku 12 Tokoh Dunia, dia adalah seorang profesor doktor. Dari situlah timbul motifasi menjadi seperti Jamaludin al-Afghani bergelar profesor.

            Dengan kerja keras dan doa, Said mampu meraih mimpinya. Ia mendapatkan gelar doktor Ph.D dalam waktu 3 tahun 6 bulan dan mewujudkan mimpi jadi guru besar atau profesor dengan 1.002 nilai kredit.

            Buku ini memaparkan semangat mewujudkan mimpi dalam keterbatasan. Menyulut api pembaca meraih sukses melalui empat kunci; mendekatkan diri kepada Allah dan senantiasa berdoa, mengetahui kapasitas diri, pandai membaca peluang dan punya role model tokoh teladan.

Diresensi oleh Fatmawati Ningsih S.Th.I
Penulis Lepas, Alumnus IAIN Walisongo Semarang 



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template