Dilansir di Radar Surabaya 9 November 2014
Judul : The Columbus Affair
Penulis : Steve Berry
Penerbit : Penerbit Qanita
Cetakan : I, Januari 2014
Tebal : 664 Halaman
ISBN : 978-602-1637-05-0
Peresensi
: Abdul Aziz Musaihi MM
Selama ratusan tahun, selalu
dipersepsikan bahwa penemu Benua Amerika adalah Christopher Colombus pada 12
Oktober 1492. Christopher Columbus dikenal sebagai penemu benua
Amerika dan dipandang sebagai pahlawan eksplorasi abad pertengahan oleh banyak
sejarawan masa kini. Namun, akhir-akhir ini banyak buku teks sejarah
mengungkapkan berbagai fakta bahwa ia bukanlah orang pertama kali yang
menduduki benua amerika.
Dari beberapa peneliti Barat, atau penelitian dari sumber-sumber
tertulis dari kalangan Muslim, ditemukan data-data baru bahwa Benua Amerika
telah ditemukan oleh penjelajah Muslim sebelum Colombus menginjakkan kakinya di
benua Amerika. Hal
ini dibuktikan dengan banyak nama kota di Amerika yang mirip atau memang
serapan dari bahasa Arab. Dalam buku The Columbus Affair karya Steve Berry,
penulis pun mencoba menelusuri kebohongan di balik penjelajahan Columbus di
benua amerika.
Steve
membenarkan bahwa Columbus bukanlah orang pertama
yang tiba di Amerika yang dia duduki. dia juga bukan orang Eropa pertama yang
sampai ke benua tersebut. Menurut Steve, sebelum Columbus datang sudah ada bangsa
Viking terlebih dahulu yang menginjakkan kaki di tanah Amerika Utara pada abad ke 11. Kelebihan dari Columbus setelah
pendaratannya pertama pada tahun 1492
adalah
dia yang pertama kali menaruh Amerika pada peta, kesalahannya adalah
mengganggap Amerika adalah Asia. Karena memang tujuan awal dari Columbus adalah
Asia (halaman 322).
Dalam sejarah
pun sudah maklum bahwa, Columbus dalam penjelajahannya dengan kapal Santa Maria
dengan dukungan keuangan dari Raja Ferdinand dan Ratu Isabella dari Spanyol. Terobsesi
menemukan rute perjalanan laut ke Asia dan jauh ke Timur, Columbus bukannya
menemukan daerah perdagangan kaya di Timur, tetapi dia dan krunya menemukan dunia
baru yaitu Amerika.
Diceritakan
dalam buku ini, sesampainya Columbus di benua tersebut ia segera mulai
menundukkan dan membunuh penduduk setempat dan merampas kekayaan besar dari
tanah benua tersebut. Sebuah koloni kecil segera didirikan di Hispaniola yang
terdiri dari tiga puluh sembilan krunya, sisanya kembali ke Spanyol dengan
Columbus bersama dengan emas, rempah-rempah dan penduduk asli diambil sebagai
budak untuk diberikan sebagai hadiah bagi pelanggan kerajaan.
Tahun
berikutnya, ia memimpin ekspedisi kedua terdiri dari tujuh belas kapal besar
dan berisi satu setengah ribu pendatang baru yang tiba di Amerika. Pada saat ia
kembali ke Hispaniola, anak buahnya sudah banyak yang dibunuh oleh penduduk
setempat dan koloni kedua kemudian didirikan.
Columbus mengumpulkan
suku setempat, yang dikenal sebagai suku Taino dan menghukumnya dengan kejam.
Dia memperbudak banyak penduduk lokal dan membantai ribuan orang pribumi. Sampai
tahun 1496, populasi telah berkurang dari sebanyak delapan juta menjadi sekitar
tiga juta.
Pada ekspedisi yang
ketiga, ia menjelajahi daerah tersebut sebelum kembali ke Hispaniola pada tahun
1498 dimana ia meninggalkan saudara-saudaranya, Diego dan Bartholomew untuk
memegang kendali kekuasaan disana. Kondisi semakin menurun sehingga ia
mengadakan kampanye teror melawan Taino. Ia memerintah dengan tangan besi
hingga menyebabkan banyak yang menentangnya termasuk pendatang baru (bangsa
eropa sendiri) dan kepala daerah setempat.
Kebrutalan Columbus
sampai ke telinga penguasa Spanyol dan pada tahun 1500 mereka mengirim Hakim
Ketua untuk membawa Columbus dan saudara-saudaranya kembali ke Spanyol dengan
dirantai. Namun segera setibanya di Sepanyol mereka dilepaskan dan diizinkan
melakukan ekspedisi keempat dan terakhir, yang dilakukan dengan kebrutalan yang
sama seperti yang sebelumnya. Pada saat ia akhirnya meninggalkan Amerika di
tahun 1504, bangsa Taino telah menurun menjadi sekitar 100.000 jiwa.
Orang suku Taino
adalah suku asli yang menduduki benua Amerika, mereka telah datang ke Amerika
sejak tujuh ribu tahun sebelum Columbus menginjakkan kakinya di Amerika. Sebenarnya
Amerika adalah tanah mereka, namun orang Eropa membunuh dan menghancurkan
mereka hanya dalam waktu seratus tahun. Dalam kurun itu ada kurang lebih enam
puluh ribu orang dibantai.
Dalam mengungkap
kebohongan sejarah pelayaran Columbus, Steve Berry menuliskannya dengan baik
dan tidak rumit. Hal ini karena dia menulisnya dengan tulisan novel. Dengan
alur yang mudah dimengerti sekaligus Steve membawa pembaca seolah-seolah berada
di tanah Amerika. Novel yang layak Anda baca karena ceritanya dan juga catatan
sejarah _yang tidak
pernah ditemukan dalam buku sejarah.
*)Peresensi:
Abdul Aziz Musaihi MM
Alumnus UIN
Yogyakarta,
Penikmat Buku dan Pustakawan Mandiri
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !