Salah satu kiai sepuh NU, KH Mahfud Ridwan pengasuh pondok pesantren Edi
Mancoro Salatiga, sedang terbaring sakit. Ada cerita yang menarik,
malam Jum'at lalu, ia sempat bertemu Kiai Sahal dalam mimpi. Kiai Sahal
berpamitan dengannya.
Kiai Mahfud adalah adalah juga seorang karib KH Abdurrahman Wahid. Kiai yang ramah dan bersahaja ini sudah di rawat di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga sejak Rabu, 22 Januari 2014 lalu.
Menurut penuturan putranya, Muhammad Hanif Mahfud, pada mulanya Kiai Mahfud mengalami muntaber dan demam beberapa hari. Dokter menyarankan kiai untuk di rawat di Rumah Sakit. "Bapak demam selama beberapa hari, tapi setelah diperiksa dokter ada gejala stroke ringan, selaian juga paru-paru yang kembali kambuh," tuturnya.
Saat dijenguk oleh beberapa santri, Kiai Mahfud memaksakan diri untuk duduk sekalipun masih nampak lemah. Kiai didampingi ibu nyai, ini bertutur dengan suara yang sangat lirih namun jelas. Jarum infus masih menempel di lengan kanannya.
Bertemu Kiai Sahal
Menurut penuturan putranya, Muhammad Hanif Mahfud, pada mulanya Kiai Mahfud mengalami muntaber dan demam beberapa hari. Dokter menyarankan kiai untuk di rawat di Rumah Sakit. "Bapak demam selama beberapa hari, tapi setelah diperiksa dokter ada gejala stroke ringan, selaian juga paru-paru yang kembali kambuh," tuturnya.
Saat dijenguk oleh beberapa santri, Kiai Mahfud memaksakan diri untuk duduk sekalipun masih nampak lemah. Kiai didampingi ibu nyai, ini bertutur dengan suara yang sangat lirih namun jelas. Jarum infus masih menempel di lengan kanannya.
Bertemu Kiai Sahal
Sambil menahan nafas yang tersengal, dan mata menerawang, ia
menuturkan pada saat malam Jum'at yang lalu berjumpa dengan KH Sahal
Mahfudh.
"Saya malam Jum'at kemarin dijumpai Kiai Sahal, beliau bilang, aku thak dhisik yo, terusno anggonmu ngrumati arek-arek (Aku duluan yah, lanjutkan perjuanganmu membimbing santri-santri)," demikian ceritanya.
Sesaat setelah itu, ia terbangun. Sekitar jam dua dini hari, Jum'at
(24/1) ia mendengar kabar bahwa Kiai Sahal telah meninggal kesedihan
mendalam dirasakannya kehilangan tokoh panuta warga nahdhiyin tersebut.
Sumber:
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !