Orang pertama yang disowani Gus Dur segera setelah dia jadi presiden adalah Almarhum Kiai Abdullah Salam di Kajen, Pati, yang lebih akrab dipanggil Mbah Dullah. Saat mendengar Gus Dur hendak bertandang ke rumahnya, awalnya Mbah Dullah keberatan, sebab saat itu Gus Dur sudah jadi umara (penguasa). Tetapi pada akhirnya Mbah Dullah bilang: “Kalau Gus Dur datang ke sini sebagai presiden, silakan lewat pintu depan. Kalau datang ke sini sebagai saudara, silakan lewat pintu belakang.”
Gus Dur pun bertandang ke rumah Mbah Dullah yang sederhana melalui pintu dapur, melewati jemuran-jemuran cucian. Saat bertemu Mbah Dullah, Gus Dur segera bersimpuh mencium tangan Mbah Dullah seraya berkata dalam bahasa Jawa halus: “Niki kulo Durrohman, Mbah. Sanes presiden. (Ini saya Durrohman, Mbah. Bukan presiden).”
Mbah Dullah adalah salah satu contoh brahmana yang bisa menetapi swadharmanya sebagai seorang brahmana, yang menjaga jarak dengan kaum kesatria. Di masa lampau, seorang raja sering kali harus sowan sendiri ke padepokan seorang brahmana atau resi jika berhasrat mengalap berkah atau nasihat. Sungguh sudah sangat jarang sosok seperti Mbah Dullah di zaman sekarang. Melihat kelakuan banyak religious leader saat ini yang haus kuasa dan uang, kita patut ngelus dada.(Shalahuddin Gh)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !