“Fath al-Majîd fî Bayân al-Taqlîd”; Benang Merah Ijtihad dan Taklid Karya KH. Ahmad Dahlan Tremas (w. 1911) - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » “Fath al-Majîd fî Bayân al-Taqlîd”; Benang Merah Ijtihad dan Taklid Karya KH. Ahmad Dahlan Tremas (w. 1911)

“Fath al-Majîd fî Bayân al-Taqlîd”; Benang Merah Ijtihad dan Taklid Karya KH. Ahmad Dahlan Tremas (w. 1911)

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Jumat, 10 Maret 2017 | 08.50


“Fath al-Majîd fî Bayân al-Taqlîd”; Benang Merah Ijtihad dan Taklid Karya KH. Ahmad Dahlan Tremas (w. 1911)

Ini adalah halaman sampul dan halaman pertama dari kitab “Fath al-Majîd fî Bayân al-Taqlîd” karangan seorang ulama asal Tremas (Pacitan, Jawa Timur) yang kemudian berkarir di Darat (Semarang, Jawa Tengah) yang masyhur sebagai kutub ahli falak (quthb al-falakiyyin) dan ushul fikih Nusantara di awal abad ke-20 M, yaitu Syaikh Ahmad Dahlân ibn ‘Abdullâh ibn ‘Abd al-Mannân al-Tarmasî al-Falakî (dikenal dengan KH. Dahlan Tremas, w. 1329 H/ 1911 M).

Manuskrip kitab ini tersimpan di Perpustakaan Universitas King Saud, Riyadh, dengan nomor kode 4061 sebagai naskah tunggal. Naskah ditulis dalam bahasa Arab dengan model aksara “naskhî” dan tinta berwarna hitam. Tebal keseluruhan manuskrip 11 halaman.

Manuskrip ini sudah ditahqiq oleh al-Fadhil Mbah Riyan, dan dicetak pada tahun 1437 H (2016 M) oleh “Maktabah al-Turmusi li Turots”, sebuah penerbitan baru di Jakarta yang concern mentahqiq dan menerbitkan karya-karya ulama Nusantara. Versi tahqiqan dan cetakan ini memiliki tebal keseluruhan 138 halaman. Saya mendapatkan satu eksemplar kitab versi cetakan ini dari direktur “Maktabah al-Turmusi li Turots”, sahabat saya al-Fadhil al-Juragan Yusuf Arbi.

“Fath al-Majîd fî Bayân Hukm al-Taqlîd” terhitung sebagai karya langka ulama Nusantara yang mengkaji duduk permasalahan “ijtihad dan taklid” secara terperinci, mulai dari pengertian ijtihad, syarat-syarat ijtihad, madzhab-madzhab fikih dalam Islam, keharusan mengikuti pendapat (salah satu dari) empat madzhab tersebut, ulama-ulama madzhab Syafi’i, kitab-kitab karangan mereka, istilah-istilah madzhab Syafi’i, derajat para ulama madzhab Syafi’i, bagaimana menyikapi perbedaan pendapat antar ulama madzhab Syafi’i dan pendapat mana yang harus dipilih atau didahulukan, pengertian taklid, keharusan bertaklid kepada pendapat madzhab bagi orang awam, dan seterusnya.

Melihat muatan dan isi kitab “Fath al-Majîd fî Bayân al-Taqlîd”, tampaknya karya ini ditulis untuk merespon pemikiran dan gerakan kaum modernisme dan puritanisme yang saat itu berkembang dan marak di Timur Tengah. “Puritanisme” diprakarsai oleh Muhammad ibn Abdul Wahhab al-Najdi di Nejd (Semenanjung Arabia) yang kelak para pengikutnya dikenal dengan kelompok “Wahhabiyyah”, sementara “modernisme” diprakarsai oleh Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha di Kairo (Mesir). Kedua kelompok tersebut berpendapat umat Muslim boleh berijtihad dan “meninggalkan” bertaklid pada pendapat madzhab empat karena produk-produk hukum fikih madzhab empat dipandang jumud (stagnan), rigid, dan sudah tidak kontekstual dengan perkembangan zaman.

KH. Ahmad Dahlan Tremas yang pada masa itu bermukin di Makkah ikut serta merespon fenomena gerakan puritanisme dan modernism ini. Beliau menuangkan gagagasannya terkait permasalahan “ijtihad dan taklid” ini melalui karyanya yang berjudul “Fath al-Majîd fî Bayân Hukm al-Taqlîd”. KH. Ahmad Dahlan Tremas menulis;

فيقول العبد الفقير الحقير الفاني أحمد دحلان بن عبد الله الترمسي الفاجيتاني غفر الله له ولوالديه وللمسلمين والمسلمات ولمن أحسن اليه. هذه رسالة جمعتها من كلام العلماء الأعلام والجهابذة الفخام في بيان أحكام التقليد وما يتعلق به ببلد الله الحرام وسميتها "فتح المجيد في بيان التقليد".

(Maka berkatalah hamba yang fakir, hina, dan juga fana, Ahmad Dahlan bin Abdullah dari Tremas Pacitan, semoga Allah mengampuninya, kedua orang tuanya, juga seluruh umat Muslim semua. Ini adalah sebuah risalah yang aku kumpulkan isinya dari pendapat para ulama yang agung, dan juga para bestari yang besar, dalam menerangkan hukum bertaklid dan hal-hal yang berhubungan dengannya. [Aku menulisnya] di Tanah Allah al-Haram [Makkah]. Dan aku namakan ia dengan “Fath al-Majîd fî Bayân Hukm al-Taqlîd”).

Pengarang mengatakan jika karya ini ditulis di Makkah pada bulan Zulhijjah tahun 1310 Hijri (bertepatan dengan bulan Juni 1893 Masehi), tanpa menyebutkan tanggal. Tertulis di sana;

فإنه في العام العاشر من (ذي الحجة القرن) الرابع عشر

(Pada tahun kesepuluh, dari bulan Zulhijjah abad ke empat belas [1310 Hijri]).

Pengarang kitab ini, yaitu KH. Ahmad Dahlan Tremas, adalah seorang ulama Nusantara yang pakar dalam bidang falak. Beliau dikenal juga dengan nama “Kiayi Dahlan Falak” dan “Kiyai Dahlan Semarang”. Di belakang namanya tersemat beberapa nisbat, yaitu al-Falakî (ahli falak), al-Tarmasî al-Fâsyîtânî (berasal dari Tremas, Pacitan), dan al-Samârânî (yang kemudian berkarir di Semarang hingga wafat pada tahun 1911).

KH. Ahmad Dahlan Tremas adalah adik kandung dari Syaikh Muhammad Mahfûzh ibn ‘Abdullâh al-Tarmasî al-Makkî (Syaikh Mahfuzh Tremas, w. 1920 M), orang Nusantara yang menjadi ulama besar dunia Islam dan berkarir di Makkah al-Mukarramah. KH. Dahlan juga terhitung sebagai murid dari Syaikh Mahfuzh, kakaknya, semasa belajar di Makkah.

Belum didapatkan pada tahun berapa beliau pulang ke tanah air. Diperkirakan kepulangan beliau pada akhir abad ke-19 M (mungkin sekitar tahun 1895-an). Hanya saja yang pasti, beliau tidak kembali ke Tremas di Jawa Timur, melainkan bermukim di kota Semarang di Jawa Tengah dan menikah dengan putri Syaikh Muhammad Shâlih ibn ‘Umar al-Samarânî al-Jâwî (Kiai Soleh Darat, w. 1903).
KH. Ahmad Dahlan Tremas memiliki seorang pura, yaitu KH. Ahmad al-Hadi (w. 1976). Beliau adalah santri KH. Abdul Wahhab Chasbullah dan kawan KH. Abdul Chalim Leuwimunding Majalengka. KH. Ahmad al-Hadi kemudian berhijrah ke Bali dan mendirikan pesantren di Jembrana, sekaligus dikenal sebagai pendiri NU di pulau itu pada tahun 1930-an.

Bandung, Maret 2017
Al-Faqir A. Ginanjar Sya’ban
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template