Gelar Pahlawan KH.R. As'ad Syamsul Arifin dan peran KH. Hasyim Muzadi - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Gelar Pahlawan KH.R. As'ad Syamsul Arifin dan peran KH. Hasyim Muzadi

Gelar Pahlawan KH.R. As'ad Syamsul Arifin dan peran KH. Hasyim Muzadi

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Jumat, 17 Maret 2017 | 09.16



Saya teringat proses Kepahlawanan KHR. As'ad Syamsul Arifin dan peran KH. Hasyim Muzadi.

Sejak Tim Gelar kepahlawanan KHR. As'ad Syamsul Arifin mengusulkan secara prosudural dari Kabupaten, Provensi dan Kementerian Sosial, dengan berbagai macam persyaratan ilmiah dan administrasi yang sudah lengkap, maka sampailah pada tangan menteri sosial, Ibu Khofifah Indarparawansa.

Saat Ibu Mensos mengetahui bahwa puluhan tokoh nasional yang mengajukan Gelar Pahlawan maka Mensos harus menyeleksi tokoh yang akan direkomendasi untuk diajukan kepada dewan gelar.

Pada waktu proses pengajuan gelar kepahlawanan KHR. As'ad sudah sampai di Kementerian sosial, saya dan Tim (KH. Muhyiddin Khatib, Ibu Hasanah Thahir, Ust Zaini Ahsin) diminta oleh KH. Hasyim Muzadi untuk intens berkomunikasi dengan Ibu Menteri Khofifah dan staf staf mensos yang menangani kepahlawanan.

Alhamdulillah Ibu Mensos akhirnya merekomendasi KHR. As'ad untuk masuk pada dewan gelar. Di dewan Gelar inilah KH. Hasyim Muzadi sangat berperan, karena anggota dewan gelar ada Wapres Bpk H. Jusuf Kalla, Menhan Bapak Ryamizard Ryacadu, Bpk Jimli Ashiddiqi yang ketiga tokoh itu sahabat dekat KH. Hasyim Muzadi.

Kyai Hasyim sangat intens melakukan komunikasi dengan ketiga tokoh itu, lebih-lebih saat saya ingatkan tentang proses kepahlawanan Kiai As'ad. Bahkan beberapa kali akan mempertemukan ketiga tokoh itu dengan KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy setiap ada acara Halaqah di al-Hikam Depok. Namun KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy selalu berhalangan hadir saat khusus membicarakan Kepahlawanan Kiai As'ad. Tapi menurut sumber yang saya terima KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy merasa kurang patut bila sang cucu terkesan sangat berharap dan melobi untuk Gelar Kepahlawanan leluhurnya sendiri.

Karena KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy selalu berhalangan hadir, KH. Hasyim Muzadi menegur saya, Kyai Hasyim dawuh ; " Jangan kamu dan Ust Muhyiddin Khatib terus yang bicara untuk gelar pahlawan, perlu dari keluarga". Saya tidak banyak berargumen, saya bilang, “Enggih Abah siap saya sampaikan kepada keluarga Kiai As'ad. Sepontanitas saya memberanikan diri telephon Pengasuh KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy dan ketika diterima langsung saya berikan pada Kyai Hasyim. Terjadilah pembicaraan antara keduanya.

Alhamdulillah, Kiai Azaim akhirnya berkenan rawuh ke Ponpes al-Hikam Depok untuk bertemu Mensos Ibu Khofifah dan menjadi Narasumber dalam acara Halaqah .

Singkat cerita, sampailah detik hari waktu keputusan Dewan Gelar, dan informasinya Kiai As'ad sudah diputuskan oleh Dewan Gelar Kepahlawanan, tinggal menunggu tanda tangan Presiden. Saya masih ingat saat itu malam Jum'at, KH. Hasyim Muzadi telephon saya agar Kyai Azaim memerintahkan para santri dan alumni mengaji dan berdoa. Karena ada pihak pihak yang mengganggu dan mempengaruhi Presiden. Mendengar kondisi seperti itu KH. Hasyim Muzadi selaku Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mendatangi Presiden dan menjelaskan tentang jasa jasa Kiai As'ad kepada NKRI, terutama dalam penerimaan Azaz Tunggal Pancasila.

Allahu Akbar!!! Doa-doa dikabulkan, jam satu malam KH. Hasyim Muzadi telpon saya menyampaikan insya Allah Presiden sudah siap tanda tangan. Alhamdulillah pada hari Jum'at resmilah Presiden menandatangi Gelar Kepahlawanan Kiai As'ad dan Bintang Maha Putra.

Semoga jasa dari Kiai Hasyim yang pagi tadi mangkat diterima sebagai amal saleh. Selamat jalan Kiai, semoga engkau bersua dengan orang yang kau cintai dan dicintai-Nya, KHR. As’ad Syamsul Arifin.

Lahu al-Fatihah

(sumber : Kiai M Misbahus Salam dengan penambahan dan pengurangan seperlunya)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template