Tak lama setelah NU resmi lahir tahun 1926, tak mau ketinggalan, Kota Kediri pun segera membentuk kepengurusan NU di tingkat cabang, dan secara aklamasi, KH Ma’ruf Kedonglo (yang dikenal sebagai waliyullah Kediri) terpilih sebagai sebagai Rois Syuriah, sedangkan KH Abdul Karim Lirboyo menjadi Ketua Tanfidziyah dan KH Abu Bakar Bandar Kidul sebagai Katib Syuriah NU Kota Kediri (waktu itu, kota & kabupaten menjadi satu). Usia beliau-beliau waktu itu sudah diatas 70 tahunan. Unik juga kalau kita membayangkan ulama-ulama sepuh sekaliber beliau menjadi pengurus harian cabang NU. Tetapi itu juga cukup menggambarkan betapa luar biasanya NU di awal-awal kelahiranya. Benar-benar sebuah kebangkitan para Ulama.
Ketiga Kyai Nusantara ini kemana-mana selalu runtang runtung bersama-sama, tetapi dalam urusan rokok, mereka sangat berbeda. Kyai Ma’ruf dikenal sebagai perokok berat, Kyai Abdul Karim tidak merokok sama sekali , sedang Kyai Abu Bakar sesekali terlihat merokok juga. Suatu saat, melihat Kyai Ma’ruf merokok tanpa henti, Kyai Abdul Karim mencoba menggoda : ” Kang, iku pawonan opa lambe tho? (Mas, itu tungku api apa mulut?). Kyai Ma’ruf segera menyahuti candaan teman karibnya ini: ” Yo iki kang,bedane antarane wedus (dalam riwayat lain “sapi”) lan menungso, lek menungso yo ngrokok” (Ya ini mas bedanya antara kambing (sapi) dengan manusia, kalau manusia ya merokok). Sementar Kyai Abu Bakar hanya diam saja melihat kedua sahabatnya ini bercanda, sambil meneruskan bacaan sholawat yg menjadi kebiasannya.
Di lain kesempatan, Kyai Abdul Karim pernah bercanda : ” Wong nok kadung nyekik udud, sok nek nang kuburan ora nemu udud, bakale ngemut dzakare dewe ” ( Orang yang sudah kecanduan rokok, saat dikuburan nanti tidak menemukan rokok yang bisa dihisap, maka dia akan menghisap kemaluannya sendiri).
Namun unik juga, kedua menantu KH Abdul Karim, yaitu KH Marzuki Dahlan dan KH Mahrus Ali justru mengikuti jejak KH Ma’ruf Donglo menjadi NU GR (Garis Rokok).
Kendati beliau-beliau berbeda dalam urusan rokok, tetapi mereka sepakat dalam hal minum kopi.
Lahum Al-Faatihah
Sumber : AN Ang-hab
Saya mencari hukum rokok di GOOGLE ketemu situs ini. Berarti Situs ini isinya KYAI GOOGLE Wkwkwkw. lu Benci org belajar di Google, NGATAIN Fitnah WAHABI SANTRI GOOGLE, tapi lu sendiri Bilang situs ini *GOOGLE NYA ASWAJA* KAN TOLOL MUNAFIK... LU SENDIRI Pake Blogspot punya Google. Dan ingat Google itu ada Penulisnya, apa bedanya sama Buku ? KETOLOLAN YG NYATA ITU : KEBURUKAN ULAMA DULU DIANGGAP HAL BAIK, CONTOHNYA MEROKOK. DOKTER KAFIR SEKALIPUN PASTI MENILAI ROKOK ITU BURUK. ingat Ulama yg kau keramatkan itu blm tentu ilmunya Benar, krn dulu ilmu sulit didapat, blm ada internet. Tapi skrg Bocah SD udh tau mana dalil Shohih mana Dhoif. Orang kek elu banyak Fanatik Buta, mengaggap benar KESESATAN ULAMA DULU, yg padahal banyak Ulama dulu di indonesia ilmunya masih terbatas.
BalasHapus