Literatur Teologi Islam Berbahasa Sunda yang Terbit di Kairo Tahun 1922 M/ 1341 H - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Literatur Teologi Islam Berbahasa Sunda yang Terbit di Kairo Tahun 1922 M/ 1341 H

Literatur Teologi Islam Berbahasa Sunda yang Terbit di Kairo Tahun 1922 M/ 1341 H

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Senin, 03 April 2017 | 12.37


Foto ini adalah halaman pertama dari kitab ‘Aqâid Ahl al-Sunnah wa al-Jamâ’ah yang ditulis oleh Syaikh Mukhtâr ibn ‘Athârid al-Bûghûrî tsumma al-Makkî, salah seorang ulama besar Nusantara asal Bogor (Pasundan/ Jawa Barat) yang menjadi pengajar ilmu-ilmu keislaman di masjid al-haram pada awal abad ke-20 M.

Kitab ini ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Arab, diterbitkan di Kairo (Mesir) oleh Maktabah Musthafâ al-Bâbî al-Halabî pada bulan Jumâdâ al-Ulâ tahun 1341 H (Desember 1922 M).

Tertulis dalam halaman muka kitab tersebut;

“Ieu Kitab Aqoid Ahli Sunnah wal Jama’ah Karangan Raden Haji Muhammad Mukhtar bin Raden Natanagara Ahli Nagari Bogor Anu Mukim di Nagari Mekah Anu Sok Muruk di Masjidil Haram” (Ini Kitab Aqoid Ahli Sunnah wal Jama’ah Karangan Raden Haji Muhammad Mukhtar bin Raden Natanagara Ahli Negeri Bogor yang Bermukim di Negeri Mekah yang Mengajar di Masjidil Haram).

Pengarang kitab ini, yaitu Syaikh Mukhtâr ‘Athârid (nama Sunda beliau adalah Raden Muhtar bin Raden Natanagara), lahir di Bogor pada 14 Sya’ban 1278 H (14 Februari 1862 M) dan wafat di Mekah pada 17 Shafar 1349 H (13 Julai 1930 M). Beliau berkiprah dan berkarir sebagai guru besar dan pengajar di Masjid al-Haram selama lebih kurang 28 tahun, mulai 1321 H (1903 M) hingga 1349 H (1930 M).

Biografi Syaikh Mukhtâr ibn ‘Athârid al-Bûghûrî banyak dimuat dalam kitab-kitab biografi (tarâjim) ulama besar dunia Islam yang mengajar di Masjid al-Haram pada abad ke-14 H (20 M), seperti Nats al-Jawâhir wa al-Durar (karangan Yûsuf al-Mar’ashlî), Tasynîf al-Asmâ’ (karangan Mahmud Mamduh al-Syâfi’î), al-Jawâhir al-Hisân (karangan Zakariyyâ Billâ), dan lain-lain.

Disebutkan dalam kitab-kitab tersebut, jika Mukhtar ‘Atharid Bogor adalah salah satu tokoh sentral dalam blantika intelektual di Haramayn pada masanya. Beliau adalah seorang guru besar (syaikh) dan pengajar (mudarris) di Masjid al-Haram. Ia mengajarkan beberapa mata pelajaran ilmu-ilmu keislaman yang forumnya dihadiri ratusan aktivis intelektual baik dari kalangan pelajar ataupun cendikiawan.

Selain itu, namanya juga banyak dirujuk dan disebut dalam beberapa sanad keilmuan (transmisi intlektual), khususnya dalam sanad kitab-kitab hadits dan fiqh. Syaikh Mukhtâr ‘Athârid menulis karya khusus terkait transmisi intelektual (sanad keilmuan) beliau, yaitu “al-Manhal al-Wârid fî Asânid Mukhtâr ibn ‘Athârid” (ditulis dalam bahasa Arab).

Di Mekkah, Syaikh Mukhtar Atharid Bogor segenerasi dengan beberapa ulama besar Nusantara lainnya yang juga berkiprah dan berkarir di sana, seperti Syaikh Mahfuzh ibn Abdullah al-Tarmasi (Tremas), Syaikh Baqir ibn Nur al-Jukjawi (Jogja), Syaikh Muhammad Shalih ibn ‘Umar al-Samarani (Soleh Darat), dan lain-lain.

Di antara murid-murid beliau adalah KH. Hasyim al-Asy'ari (pendiri NU), KH. A. Wahhab Hasbullah (pendiri NU), KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyyah), Syaikh Muhammad Ahyad bin Idris Bogor (menantu beliau), Syaikh Mahmud al-Banjari (Banjar, cicit dari Syaikh Arsyad Banjar), Syaikh Abdullah Fahim (Mufti Pulau Pinang), Syaikh Mahmud Zuhdi (Mufti Selangor), Sayyid Muhsin ibn Ali al-Masawa al-Falimbani (pendiri Madrasah Dâr al-Ulûm al-Dîniyyah di Mekkah), Kiyai Ahmad Dimyathi ibn Abdullah at-Tarmasi (adik Syeikh Muhammad Mahfuz at-Tarmasi), dan lain-lain.

Karya ini sendiri ( ‘Aqâid Ahl al-Sunnah wa al-Jamâ’ah) ditulis oleh pengarangnya untuk merespon munculnya dan merebaknya sekte Wahhabi, sebuah  faham, gerakan, dan sekte baru dalam arus tradisi agama Islam yang bercorak puritan dan berpusat di Nejd (Semenanjung Arabia).

Kemunculan sekte ini menjadi sebuah kegelisahan massif (humum jama'i) para ulama Islam tradisionalis (sunni/ Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah) dari pelbagai penjuru dunia, khususnya dari Haramayn. Para ulama dunia Islam pun ramai menulis karya yang merespon sekte baru ini.

Melalui karya ini, Syaikh Mukhtar 'Atharid sendiri tampaknya hendak menjelaskan duduk perkara teologi Islam tradisional yang resmi (Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah) kepada publik pembaca yang berbahasa Sunda.

Karya ini adalah salah satu dari sekian banyak karya-literatur berbahasa Sunda yang ditulis dan diterbitkan di Timur Tengah (utamanya Mekah dan Kairo). Beberapa cendikiawan Sunda lainnya yang sezaman dengan Mukhtar 'Atharid, yang tercatat berkiprah dan berkarya di Haramayn antara lain Hasan Mustapa (Garut), Abu Bakar Djayadiningrat (?), Muhammad Ahyad ibn Idris (Bogor), dan Tubagus Bakri (Mama Sempur).

Jakarta, September 2016
A. Ginanjar Sya’ban
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template