Ibnu Jarir al-Thabari . nama lengkapnya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari (224-310 H/838-923 M). Lahir di Tabaristan, sebuah kota di Turkmenistan, Selatan Laut Kaspia. Ia dikenal sebagai Imam Mujtahid Mutlak, ahli tafsir, ahli hadits, sejarawan, faqih, Ushuli (ahli teori fiqh) dan ahli bahasa. Ia penulis yang sangat produktif. Ia menulis puluhan buku dalam berbagai bidang keilmuan Islam. Karyanya yang sangat terkenal antara lain : Tafsir al-Qur’an berjudul “Jami’ al-Bayan “an Ta’wil Ayi al-Qur’an” (30 jilid) dan “Tarikh al-Rusul, wa al-Anbiya wa al-Muluk wa al-Umam”, Sejarah para utusan Tuhan, para Nabi, Raja-raja dan bangsa-bangsa-bangsa, 8 jilid, masing-masing 700 halaman. Kemudian “Tahdzib al-Atsar”, “Ikhtilaf Ulama al-Amshar”, “Adab al-Qadhi” (Etika Hakim), dll.
Dia menceritakan semasa kecilnya : “Aku sudah hafal al-Qur’an pada usia 7 tahun”. “Aku menjadi Imam shalat padaa usiaku 8 tahun”. “Aku menulis hadits waktu usiaku 9 tahun”.
Ibnu Jarir tidak menikah sampai akhir hayatnya. Orang arab menyebutnya sebagai “Azib”. Pluralnya adalah : ‘Uzzab. Ini adalah pilihan hidupnya. Sebagai ulama besar, ia tentu bukan tidak mengerti tentang hadits Nabi soal Nikah. Hari-harinya dilalui untuk menuntut ilmu di berbagai tempat, kepada para ulama besar. Dan menulis. Seorang muridnya, al-Simsimi, menceriakan : “Ibnu Jarir al-Thabari menulis buku selama 40 tahun. Setiap hari 40 lembar.
Menulis Tafsir dan Sejarah 7 tahun
Suatu hari, Ibnu Jarir mengatakan kepada para santrinya : “apakah kalian sanggup dan bersemangat menuliskan Tafsir al-Qur’an?”. Mereka menjawab : “Kira-kira akan berapa lembar?”. “Ya sekitar 30.000 lembar”, jawab al-Imam. Mereka mengatakan : “Wah, ini akan menghabiskan umur kami, bahkan mungkin sebelum kitab ini selesai ditulis”. “Kalau begitu aku akan ringkas menjadi 3000 lembar saja”, ujar al-Imam. Lalu ia mendiktekan tafsirnya setiap hari, hingga 7 tahun. Yaitu dari tahun 283 hingga tahun 290 H.
Ia juga menulis sejarah para nabi, sejak Nabi Adam, para raja dan bangsa-bangsa di dunia. Ia menanyakan kepada para santrinya pertanyaan yang sama : “Apakah kalian sanggup menuliskan Sejarah dunia sejak Nabi Adam sampai hari ini?.
Mereka menjawab seperti ketika menjawab penulisan Tafsir. Imam mengatakan : “Inna Lillah, semangat kalian masih rendah. Jika begitu aku akan mendiktekannya kepada kalian seperti ketika kalian menulis Tafsir : 3000 halaman”. Dan Kitab “Tarikh al-Umam wa al-Muluk” itu selesai tahun 303 H.
Seorang sahabatnya menceritakan bahwa dia mengumpulkan karya-karya tulis Imam Ibnu Jarir al-Thabari. Lalu menghitung sambil mengkonversikannya dengan usianya yang 80 tahun. Maka ditemukan bahwa Ibnu Jarir setiap hari menghasilkan tulisan 14 halaman.
Siapa bisa menandingi?
Lahu Al-Faatihah
Sumber : KH. Husein Muhammad
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !