Diantara jajaran Ulama Nusantara yang masyhur di dunia islam adalah Syeikh Ahmad bin Abdullatif Minangkabau. Namanya sudah tidak asing lagi dalam kalangan pelajar dan para santri. Melalui karya-karyanya, Syeikh Ahmad bin Abdul Lathif mewakili jajaran Ulama Nusantara yang terhitung sangat produktif dalam menghasilkan kitab-kitab dalam berbagai disiplin keilmuan.
Nama lengkap beliau adalah Ahmad bin Abdullathif bin Abdullah atau masyhur disebut Syeikh Khathib al-Minangkabawi. Beliau lahir pada hari Senin 6 Dzul Hijjah tahun 1276 H di Minangkabau Sumatera Utara.
Masa kecil Syeikh Ahmad, sebagaimana putera Ulama pada umumnya, diisi dengan belajar dan menuntut ilmu. Jenjang pertama pendidikam beliau tempuh dengan menghapalkan al-Quran dan beberapa ilmu dasar kepada ayahnya sendiri. Kemudian saat kakeknya pergi ke Makkah, ia bersama keluarganya kemudian ikut berpindah ke Makkah, dan menetap di sana.
Di Makkah ini, Syeikh Ahmad Khathib kembali melanjutkan hapalan Al-Qurannya. Sesudah itu ia kemudian mrmpelajari bahasa inggris. Dan belajar kepada trio keluarga Syatha yang saat itu sedang masyhur keilmuannya. Yakni Syeikh Umar Syatha, Syeikh Utsman Syatha, dan Syeikh Bakri Syatha (penulis I’anah at-Thalibin).
Syeikh Ahmad Khathib sejak kecil terkenal dengan kecintaan yang amat besar terhadap ilmu pengetahuan. Siang malam ia habiskan untuk belajar dan berguru dengan para Ulama. Bahkan berkat kegigihannya itu, ia tidak saja menguasai ilmu-ilmu agama, tapi juga berbagai disiplin ilmu lain, seperti matematika, ilmu astronomi (falak) dll.
Puncak keilmuan Syeikh Ahmad Khathib terjadi ketika ia diangkat oleh Raja saat itu untuk menjadi khatib dan pengajar di Masjidil Haram. Tercatat bahwa halaqah pengajianya itu diikuti oleh ratusan pelajar, khususnya dari Nusantara. Beberapa murid-nya banyak yang kemudian menjadi tokoh besar sepulangnya dari belajar. Sebut saja Syeikh Abdul Karim Amrullah, ayah dari tokoh nasional Buya Hamka, Syeikh Ahmad Dahlan, pendiri organisasi Muhammadiyah, Syekh Hasyim Asy’ari pendiri NU dan masih banyak lagi.
Syeikh Ahmad Khatib, sebagaimana penuturan Umar Abdul Jabbar dalam Siyar wa Tarajim, dikenal sebagai sosok yang lapang dada, dan baik budi pekertinya. Ia bahkan tak segan untuk memarahi anggota keluarganya yang menyia-nyiakan waktu dan sibuk bermain.
Dalam halaqah pengajiannya, Syeikh Ahmad Khathib mempunyai ciri khas yang menarik. Yakni pengajian diisi dengan diskusi antar murid dan guru, alias tidak hanya dengan membacakan kitab kepada murid. Hal ini menurutnya agar persoalan-persoalan yang dikaji menjadi benar-benar matang dan obyektif.
Syeikh Ahmad Khatib wafat pada 9 jumadal Ula tahun 1334 H, dan mewariskan 46 karangan kitab. Baik dalam bahasa arab maupun dalam bentuk bahas jawa.
Berikut daftar karya beliau yang sanggup kami himpun :
KARYA BERBAHASA ARAB
- An-Nafahat Hasyiyah al-Waraqat. Dicetak pada tahun 1206 H.
- Al-Jawahir an-Naqiyah fi A’mal al-Jaibiyah.
- Ad-Da’i al-Masmu’ fi raddi man Yuritsu al-Ikhwat wa al-Akhawat.
- Raudhat al-Hisab. Dicetak tahun 1310 H.
Mu’in al-Jaiz fi Tahqiq Ma’na al-Jaiz. - As-Suyuf wa al-Hanajir Ala Riqabi man Yad’u li al-Kafir.
- Al-Qaul al-Mufid Syarh Mathla’ as-Said fi ‘ilmi az-Zaij.
- An-Natijah as-Saniyah fi Tahqiqi sanah as-Syamsiyah wa al-Qamariyah.
- Ad-Durrah al-Bahiyyah fi kaifiyat Zakat Dzirrah al-Habsyiyah.
- Fath al-Khabir fi basmalah at-Tafsir.
- Al-‘Umad fi Man’i al-Qahri fi Masafah Jeddah.
- Kasyf al-Ran fi Masalati wadh’i al-Yad ba’da Tathawuli az-Zaman.
- Hillu al-‘Uqdah fi Tashhihi al-‘Umdah.
- Idzhar al-Zughl al-Kadzibin fi Tasyabbuhihim bi al+Shalihin.
- Kasyf al-‘ain fi man Qawiya al-Jabhah wa al-‘Ain.
- As-Saif al-Battar fi muhiqqi kalimati Ba’dhi al-Aghrar.
- Al-Mawaidz al-Hasanah fi man yarghabu min al-A’mal ahsanah.
- Raf’u al-Iltibas fi Hukmi al-Anwat al-Muta’ali baina an-Nas.
- Iqna’ an-Nufus bi ilhaq al-Anwat bi Umlah al-Fulus.
- Tanbih al-Ghafil bi Suluki Thariqati al-Awail fi ma Yata’allaqu bi thariqah an-Naqsyabandiyah.
- Al-Qaul al-Mushaddaq bi ilhaq al-Walad bi al-Mutlak.
- Tanbih al-Anam fi Raddi ala risalati Kaffi al-‘Awam An al-Haudh fi Syirkat al-Islam.
- Hasyiyah Fath al-Jawad.
- Fatawi al-Khathib.
- Al-Qaul al-Hashif fi Tarjamati Hayati Ahmad Khathib bin Abdul lathif.
KARYA BERBAHASA MELAYU.
- Izalat al-Hayara Fi Izalati Syubah an-Nashara.
- Al-Bahjah fi ‘Amal al-Jaibah.
- Sallu al-Hisam li Qhath’i Tanbih al-Anam.
- As-Syumus allami’ah Fi ar-Raddi ala ahli maratib as-Sab’ah.
- Al-Khuthathi al-Mardhiyah fi hukmi Talaffudz bi an-Niyah.
- Sullam an-Nahwi
- Al-Jawi Fi an-Nahwi.
- Al-Ayat al-Bayyinat Fi Raf’i al-Khurafat.
- Idzhar Zughli al-Kadzibin.
- Maslak ar-Raghibin fi Thariqati al-Mursalin.
- Al-Wasawis al-Mufri Fi kulli Kadzibin Wa Muftari.
- Husnu al-Difa’ fi Nahyi an al-Ibtida’.
- Al-Aqwal al-Wadhihat fi hukmi man ‘Alaihi qadha’ as-Shalawat.
- Fath al-Mubin li man Salaka Thariqa al-Washilin.
- Shulhu al-Jama’atain fi Hukmi Ta’addudi al-Jum’atain.
- Dhau as-Siraj fi kaifiyat al-Mi’raj.
- Al-Manhaj al-Masyru’ fi al-Mawaris.
- Ar-riyadh al-Wardiyah fi fiqh as-Syafi’i.
- Muallimul Hisab fi ‘ilmi al-Hisab.
Lahu Al-Faatihah
Sumber : Siyar wa Tarajim, Umar Abdul Jabbar.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !