Kiai Wahab Chasbullah Nyaris Tertangkap PKI - JIHAD ILMIAH
Headlines News :
Home » » Kiai Wahab Chasbullah Nyaris Tertangkap PKI

Kiai Wahab Chasbullah Nyaris Tertangkap PKI

Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Kamis, 06 April 2017 | 12.47


Pemberontakan PKI di Madiun pada 18 September 1948 merupakan di antara tragedi yang sempat mengguncangkan stabilitas perjalanan kemerdekaan Republik Indonesia yang tempo itu masih jatuh bangun. Beberapa literatur menyatakan, dalam aksi ini beberapa pejabat, perwira TNI, pimpinan partai, alim ulama, dan rakyat yang dianggap tidak sehaluan dengan PKI dibunuh secara kejam. Sebelumnya PKI telah melancarkan propaganda anti pemerintah, mengadakan demonstrasi-demonstrasi, menculik lawan-lawan politik, dan menggerakkan kerusuhan di berbagai tempat.

Terlalu banyak data yang menjadi bukti peristiwa di atas. Di antaranya Majalah Aula edisi Mei 2007, sedikit telah menyajikan fragmen-fragmen kekejaman PKI dan segenap simpatisannya seperti dimaksud. Tapi di sini kami hendak spesifik menyajikan fakta sejarah yang berhasil dicatat oleh sejarahwan NU, KH. Saifudin Zuhri tentang Kiai Abdul Wahab Chasbullah yang hampir saja tertangkap oleh simpatisan PKI andai saja beliau tidak bersiasat mengubah identitas penampilannya. Kisah itu diutarakan Kiai Saifudin Zuhri dalam buku “Guruku Orang-orang dari Pesantren”. Berikut ini kesaksian mantan mentri agama di era presiden Sukarno tersebut:

“Aku laporkan bahwa menjelang pemberontakan PKI di Madiun, KH. A. Wahab Hasbullah, mengadakan latihan ulama di Ngawi. Aku baru pulang dari Ngawi 3 hari sebelum pecah pemberontakan PKI.

Ketika latihan ulama dibubarkan karena sudah selesai, tidak ada yang mengerti bahwa PKI mengadakan pemberontakan di madiun. Padahal jarak Ngawi dan Madiun dekat sekali. Para peserta latihan pulang ke daerahnya maing-masing.

KH Abdul Wahab Chasbullah pulang ke Jombang dengan naik kereta api. Perjalanan ke Jombang ini harus melewati Madiun. Ketika telah mendekati Madiun, beliau baru mengerti bahwa di Madiun ada pemberontakan PKI, tetapi beliau sudah terlanjur berada dekat stasiun Madiun. Agar orang tidak mudah mengenali siapa beliau, terpikir olehnya untuk menghilangkan identitasnya. Sorban dilipat dimasukkan ke dalam tasnya. KH Abdul Wahab Chasbullah berhasil berdiplomasi dengan salah seorang di stasiun untuk memperoleh peci hitamnya. Peci hitam pun ia kenakan. Dengan peci hitam ini, orang tidak mudah mengenali Kiai Wahab. Maka, selamatlah beliau hingga tiba di rumahnya, di Jombang. Jika saja PKI mengenali Kiai Wahab, pastilah beliau dijadikan tawanan golongan kakap, dan entah bagaimana nasib selanjutnya. Tetapi syukur alhamdulillah Tuhan tetap melindungi beliau.

Sebuah pesantren di Madiun, lanjut kiai Saifudin Zuhri, kalau tidak salah pesantren Takeran, adalah pesantren pertama yang dijadikan sasaran pengganyangan oleh PKI. Beberapa santri menjadi korban dan pesantren dibakar. Sudah bukan rahasia lagi bahwa sasaran utama PKI adalah orang-orang republikan, pegawai pemerintah, dan laskar-laskar Hizbullah-Sabilillah, barisan banteng, barisan pemberontakan, dan lain-lain yang pro pemerintah Yogya.

“Suasana kota Yogya diliputi oleh kemarahan rakyat terhadap PKI dan Belanda, yang belakangan ini terus-menerus melanggar gencatan senjata dan melakukan insiden-insiden di tapal batas. Korban banyak yang jatuh di kedua belah pihak. Yogya diliputi oleh awan gelap, penuh tanda tanya bagaimana keluar dari kegentingan yang mendalam ini. “Demikian fragmen cerita yang direkam KH. Saifudin Zuhri. (M Haromain)

Sumber : NU Online
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Kenalin Saya

Foto saya
GURUKU KYAI BUKAN MBAH GOOGLE Belajarlah agama kepada guru yang sanad keilmuannya sampai kepada Rasulullah. Belajar langsung dengan bertatap muka kepada guru fadhilahnya sangat agung. Dikatakan bahwa duduk di majelis ilmu sesaat lebih utama daripada shalat 1000 rakaat. Namun jika hal itu tidak memungkinkan karena kesibukan yang lain, maka jangan pernah biarkan waktu luang tanpa belajar agama, untuk mendekatkan diri kepada Allah, namun tetap harus di bawah pantauan atau bimbingan orang yang ahli. HATI-HATI DENGAN GOOGLE Jika anda suka bertanya hukum kepada mbah google, pesan kami, hati-hati karena sudah banyak orang yang tersesat akibat tidak bisa membedakan antara yang salaf dengan yang salafi. Oleh karena itu untuk membantu mereka kaum awam, kami meluncurkan situs www.islamuna.info sebagai pengganti dari google dalam mencari informasi Islam. Mulai sekarang jika akan bertanya hukum atau info keislamna, tinggalkan google, beralihlah kepada Islamuna.info Googlenya Aswaja.
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. JIHAD ILMIAH - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template