Home »
Karya Ulama Nusantara
» Sanad Para Ulama Nusantara
Sanad Para Ulama Nusantara
Written By Guruku Kyai Bukan Mbah Google on Kamis, 06 April 2017 | 01.32
Kitab “Imtâ’ Ûlî al-Nazhar bi Ba’dh A’yân al-Qarn al-Râbi’ ‘Asyar (Tasynîf al-Asmâ bi Syuyûkh al-Ijâzah wa al-Samâ’, terdiri dari 2 jilid) ini terhitung penting, karena memuat biografi, silsilah-sanad (mata rantai keilmuan), sekaligus jaringan ulama di Mekkah pada abad ke-14 H (awal abad ke-20 M). Kitab ini disunting oleh Dr. Mahmud Sa’id Mamduh (Mesir) dan dicetak di Beirut (2012 M).
Lebih menarik lagi, di dalam kitab ini disebutkan banyak ulama Nusantara yang berkiprah dan berpengaruh besar di Mekkah pada masa itu. Saya hitung terdapat 26 ulama Nusantara (bisa jadi lebih jika ada yang terlewat). Berikut saya urutkan nama-nama ulama tersebut sesuai urutan aksara hijai Arab.
Dalam juz I:
1. Ibrahim ibn Dawud al-Fathani al-Makki (1320-1413 H), dari Patani, Thailand.
2. Ahmad Marzuki ibn Ahmad Mirshad al-Batawi (1293-1353 H), dari Batavia (Jakarta).
3. Baqir ibn Nur al-Jukjawi al-Makki (1306-1367 H), dari Jogja.
4. Bidhawi ibn Abdul Aziz al-Lasami (?-1390 H), dari Lasem, Jawa Tengah.
5. Jami’ ibn Abdul Rasyid al-Rifa’i al-Buqisi (1255-1361 H), dari Bugis.
6. Jamaluddin ibn Abdul Khaliq al-Fathani (1278-1355 H), dari Patani, Thailand.
7. Sulaiman ibn Muhammad Husain al-Falambani (1295-1376 H), dari Palembang.
8. Shalih ibn Muhammad ibn Abdillah al-Kalantani al-Makki (1315-1379 H), dari Kelantan, Malaysia.
9. Shalih ibn Mujian al-Batawi al-Tanqarani (1297-1353 H), dari Betawi-Tangerang.
10. Abdul Rasyid ibn Aslam al-Buqisi (?-1356 H), dari Bugis.
11. Abdul Karim ibn Ahmad al-Khatib al-Minankabawi al-Makki (1301-1357 H), dari Minang.
12. Abdullah ibn Azhuri al-Falambani al-Makki (1279-1357 H), dari Palembang.
13. Abdullah ibn Hasan Bella al-Andunisi al-Makki (1296-1357), dari ?.
14. Abdul Muhith ibn Ya’qub ibn Panji al-Surabawi (1311-1388 H), dari Surabaya, Jawa Timur.
15. Abdul Muhaimin al-Lasami (1313-1365 H), dari Lasem, Jawa Tengah.
Dalam juz II:
16. Alawi ibn Thahir al-Haddad Mufti Johor (1301-1382 H).
17. Ali ibn Abdul Hamid Qudus al-Samarani (1310-1363 H), dari Semarang, Jawa Tengah.
18. Muhsin ibn Muhammad ibn Hasan al-Surabawi (1316-1366 H), dari Surabaya, Jawa Timur.
19. Muhsin ibn Muhammad ibn Abdillah al-Sairani al-Bantani (1277-1359 H), dari Serang, Banten.
20. Muhammad Ahid ibn Idris al-Buquri al-Makki (1302-1372 H), dari Bogor, Jawa Barat.
21. Muhammad Mukhtar ibn Atharid al-Buquri al-Jawi (1287-1349 H), dari Bogor, Jawa Barat.
22. Muhammad Manshur ibn Abdul Hamid al-Falaki al-Batawi (1290-1387 H), dari Batavia (Jakarta).
23. Ma’shum ibn Ahmad ibn Abdul Karim al-Lasami al-Jawi (1290-1392 H), dari Lasem, Jawa Tengah.
24. Manhsur ibn Mujahid Basyaiban al-Surabawi (1302-1360 H), dari Surabaya, Jawa Timur.
25. Hasyim Asy’ari al-Jaumbanji al-Jawi (1282-1366 H), dari Jombang, Jawa Timur.
26. Wahyuddin ibn Abdul Ghani al-Falambani (1288-1360 H), dari Palembang.
Para ulama di atas mayoritas memiliki karya tulis dalam pelbagai disiplin ilmu keislaman. Hanya saja, kitab di atas hanya mendata sekitar 7 ulama Nusantara saja yang tercatat memiliki beberapa karya, yaitu:
A. Ibrahim ibn Dawud al-Fathani, menulis (1) Nahj al-Burdah, (2) al-Futûhât al-Ramadhâniyyah, Dîwân Syi’r, (3) Tafsîr al-‘Asyr al-Akhîr min al-Qur’ân al-Karîm, (4) Manzhûmât Isthilâhât al-Minhâj [li al-Nawawi], (5) Syarh Riyâdh al-Shâlihîn.
B. Baqir ibn Nur al-Jukjawi, menulis kitab biografi ulama Nusantara berjudul “Tarâjîm ‘Ulamâ Jâwah”.
C. Shalih ibn Muhammad ibn Abdillah al-Kalantani, menulis (1) Nuzhum Tahdzîb al-Manthiq, (2) Risâlah fî al-Nahw.
D. Shalih ibn Mujian al-Batawi, menulis (1) Adab al-‘Âlim wa al-Muta’allim, (2) Adab al-Qâdhî, (3) Risâlah fî al-Ankihah, (4) Risâlah fî al-Falak.
E. Alawi ibn Thahir al-Haddad Mufti Johor, menulis (1) Iqâmah al-Dalîl ‘alâ Istijâbah al-Taqbîl, (2) al-Sîrah al-Nabawiyyah al-Syarîfah, (3) I’ânah al-Nâhidh fî ‘Ilm al-Farâidh, (4) Majmû’ fî ‘Ilm al-Falak, (5) Madkhal fî Târîkh al-Islâm fî al-Syarq al-Aqshâ.
F. Muhammad Mukhtar ibn Atharid al-Buquri, menulis (1) Hâsyiah ‘alâ ‘Umdah al-Abrâr fî Manâsik al-Hajj wa al-I’timâr, (2) Ta’lîqât ‘alâ Jâmi’ al-Tirmidzî, (3) Ta’lîqât ‘alâ Nuzhum al-Qawâid al-Fiqhiyyah.
G. Muhammad Manshur ibn Abdul Hamid al-Falaki al-Batawi, menulis (1) Sullam al-Nairain, (2) Khullâshah al-Jadwâl, (3) Risâlah fî Shalâh al-Kusyûf wa al-Khusûf, (4) Mîzân al-I’tidâl, (5) Washîlah al-Thullâb, (6) Jadwal al-Farâidh, (7) al-Lu’lu’ al-Manzhûm fî Mabâhits Sittah al-‘Ulûm, (8) I’râb al-Âjurûmiyyah li al-Mubtadî.
KH. Hasyim Asy’ari tidak disebutkan karya-karyanya dalam kitab bibliografi di atas, padahal beliau termasuk sebagai ulama sentral yang prolifik. Karya-karya KH. Hasyim Asy’ari disunting oleh cucu beliau, KH. Isham Hadziq, antara lain (1) Adab al-‘Âlim wa al-Muta’allim, (2) Risâlah Ahl al-Sunnah wa al-Jamâ’ah, (3) al-Tibyân fî Nahy Muqâtha’ah al-Arhâm, (4) al-Nûr al-Mubîn fî Mahabbah Sayyid al-Mursalîn, (5) Ziyâdah al-Ta’lîqât, (6) al-Tanbîhât al-Wâjibât li Man Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarât.
Tentu, masih ada beberapa ulama Nusantara lainnya yang memiliki kiprah cemerlang di Mekkah pada masa itu namun tidak termasukkan dalam biografi, termasuk karya-karya mereka. Atau ada yang disebutkan namun karya-karya mereka tidak terlacak. Sangat besar kemungkinan manuskrip-karya-karya ulama Nusantara itu berserak dan tercecer di beberapa perpustakaan di Saudi Arabia saat ini, yang menunggu untuk digali dan diteliti lebih lanjut oleh para “santri-filolog” muda dari Nusantara.
Oleh: Ustadz Ahmad Ginanjar Sya'ban
Kairo, Januari 2016
kategori:
Karya Ulama Nusantara
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !